Ilmuwan Jelaskan Potensi Manfaat Kesehatan Mental dari Menonton Video ASMR

Banyak penggemar ASMR bersumpah bahwa tindakan dalam video-video tersebut memunculkan kondisi meditasi yang menenangkan, mengurangi kecemasan, bahkan meninabobokan mereka.

oleh Asnida Riani diperbarui 04 Feb 2022, 04:04 WIB
Ilustrasi video ASMR. (dok. pexels/Karolina Grabowska)

Liputan6.com, Jakarta - Sesungguhnya hanya ada sedikit penelitian tentang efek respons meridian sensorik otonom (ASMR), jadi tidak ada yang benar-benar tahu. Tapi, banyak penggemarnya bersumpah bahwa tindakan dalam video-video tersebut memunculkan kondisi meditasi yang menenangkan, mengurangi kecemasan, bahkan meninabobokan mereka.

"ASMR sering dideskripsikan oleh mereka yang mengalaminya sebagai 'berkilau' atau 'statis,' tapi itu dapat bervariasi untuk orang-orang," kata Richard Craig, pendiri ASMR University, sebuah situs web yang didedikasikan untuk memahami dan meneliti sensasi aneh fenomena tersebut, lapor CNN, Kamis, 3 Februari 2022.

"Bagi saya, itu seperti otak menjadi kabur, dan saya mendapatkan sedikit sensasi tergelitik," kata Craig, seorang profesor ilmu biofarmasi di Universitas Shenandoah di Virginia, Amerika Serikat. "Bukan merinding. Anda bisa melihat dan merasakan merinding di permukaan kulit Anda. Ini perasaan yang lebih dalam."

Selain persepsi sendiri, wawasan Craig tentang fenomena yang tidak biasa ini berasal dari survei terkait ASMR yang ia selenggarakan di situs webnya. Mayoritas dari mereka yang melaporkan mengalami ASMR adalah perempuan, menyebut diri mereka artistik atau kreatif, dan tinggal di seluruh dunia, katanya.

"ASMR adalah pengalaman global," kata Craig. "Dari apa yang saya lihat dari situs web saya, ini dialami di lebih dari 100 negara berbeda, yang mendukung teori ini adalah sesuatu yang biologis daripada budaya."

Penelitian tentang ASMR masih dalam tahap awal. Craig telah melakukan salah satu dari sedikit studi ilmiah tentang topik tersebut. Ia menggunakan MRI fungsional untuk mempelajari reaksi di otak orang-orang yang telah mengidentifikasi diri sebagai "tingleheads."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Masuk Kategori Sensorik

Ilustrasi video ASMR. (dok. pexels/Karolina Grabowska)

Craig mengatakan, bagian otak yang bereaksi selama "episode gemerlap" adalah bagian tengah. Di situlah hormon oksitosin, yang juga dikenal sebagai "hormon cinta atau kepercayaan," diproduksi.

Ini adalah bagian otak yang juga menandai kecanduan obat-obatan, seperti kokain dan heroin. "Itu bisa menjelaskan mengapa orang bisa menonton video ASMR selama satu jam atau lebih pada suatu waktu," kata Craig.

Profesor psikologi Universitas Winnipeg Stephen Smith juga telah mempelajari kepribadian orang-orang dengan ASMR, menemukan bahwa mereka mendapat skor tinggi dalam rasa ingin tahu dan neurotisisme. Namun, lebih rendah dalam kesadaran, ekstraversi, dan keramahan.

"Orang dengan skor ASMR tinggi pada sifat kepribadian 'keterbukaan terhadap pengalaman.' Saya pikir mereka lebih mudah menerima jenis pengalaman fisik, pendengaran, dan visual tertentu daripada kita semua," kata Smith.

ASMR jatuh ke dalam kategori sensorik yang sama dengan sinestesia, kata Smith, di mana indra bercampur dan orang merasakan bentuk, melihat suara dalam warna, merasakan musik sebagai sentuhan di bagian belakang leher, atau melihat huruf dan angka yang ditampilkan dalam warna.

Saat ini, para peneliti percaya beberapa jenis sinestesia mungkin bersifat genetik. Kondisi ini biasanya muncul di masa kanak-kanak, dan banyak orang menikmati input sensorik ekstra yang diterima tubuh.

Smith juga memasukkan tinglehead ke dalam pemindai MRI fungsional untuk melihat bagaimana otak mereka terhubung selama keadaan istirahat. Ia menemukan "pola koneksi yang tidak biasa" di area otak yang berhubungan dengan perhatian dan sensasi.

Dalam studi lain, Smith menggunakan electroencephalograms, atau mesin EEG, untuk mengukur aktivitas kelompok neuron di otak orang yang mengaku mengalami ASMR. Smith menemukan bahwa ketika orang pertama kali mulai mengalami sensasi tergelitik, tiba-tiba terjadi lonjakan gelombang alfa, yang menunjukkan keadaan istirahat yang terjaga.

"Gelombang alfa diasosiasikan dengan jenis pengalaman meditatif," kata Smith. "Ini menunjukkan bahwa apa yang orang gambarkan sebagai ASMR cukup mirip dengan pengalaman meditasi yang menenangkan."


Bukan Pengobatan Utama

Ilustrasi video ASMR. (dok. pexels/Karolina Grabowska)

Craig percaya, efek menenangkan dari ASMR lah yang membawa sensasi tergelitik, lagi dan lagi. Orang-orang menyukai rasa relaksasi yang mendalam setelah seorang praktisi ASMR berbicara dengan penuh perhatian dan menenangkan, katanya.

"Saya menemukan ini semua sangat tidak menyenangkan," kata Smith, merujuk pada banyaknya video ASMR di internet. "Saya tidak bisa menonton videonya karena ada kualitas voyeuristik yang membuat saya merasa tidak nyaman, seperti saya melakukan pelanggaran."

Mereka yang menanggapi video tersebut tertarik pada "perhatian pribadi yang positif," jelas Craig. "Itu adalah orang di kamera yang melihat ke lensa dan bertindak dengan cara yang sangat peduli seperti mereka mengenal Anda seumur hidup dan peduli pada Anda."

Betapapun ASMR tampaknya terapeutik, Smith segera menunjukkan bahwa penggunaan ASMR tidak akan menggantikan konseling profesional untuk kecemasan atau stres seperti halnya berjalan-jalan di alam.

"Jika seseorang ingin menggunakannya secara terapeutik, itu akan lebih sebagai suplemen untuk membantu mereka rileks, bukan pengobatan utama," ia menegaskan.


Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya