Lahir di Kalsel, Penulis Layangan Putus Gagal Diet Saat Disuguhi Hidangan Khas Banjar

Eka Nur Prasetyawati dengan nama pena Mommy ASF, penulis Layangan Putus, hadir di Kalimantan Selatan untuk mengisi kegiatan Meet & Greet bertema "Kekuatan Literasi".

oleh Aslam Mahfuz diperbarui 04 Feb 2022, 13:30 WIB
Eka Nur Prasetyawati dengan nama pena Mommy ASF, penulis Layangan Putus, saat berbicara pada kegiatan Meet & Greet bertema "Kekuatan Literasi" di di aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalimantan Selatan, Rabu (3/2/2022). (foto: Aslam Mahfuz)

Liputan6.com, Banjarmasin - Beberapa waktu lalu sempat viral cuplikan serial TV Layangan Putus yang menunjukkan seorang istri memarahi suami karena ketahuan berselingkuh. Layangan Putus kini menjadi perbincangan di mana-mana, terutama bagi warga internet.

Banyak masyarakat yang hendak mengetahui lebih jauh lagi terkait serial Layangan Putus tersebut. Termasuk sosok penulisnya, Eka Nur Prasetyawati dengan nama pena Mommy ASF rupanya berkelahiran Kalimantan Selatan tepatnya di Kotabaru.

Saat mendapat kabar untuk tawaran mengisi kegiatan yang dikemas dalam Meet & Greet bertema "Kekuatan Literasi" di Perpustakaan Pal Anam Banjarmasin, Mommy ASF menceritakan sempat menimbang untuk tidak berangkat.

"Wah mau ditolak tapi kota kelahiran," katanya.

Alhasil, Mommy ASF hadir di tengah warga Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin. Kehadirannya sebagai Tokoh Literasi, yang digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan untuk menghadirkan sosok yang dapat menjadi inspirasi.

Sederet tokoh telah diagendakan akan datang untuk mengedukasi atau memberi inspirasi kepada masyarakat. Tahun 2022 ini diawali dengan mendatangkan Mommy ASF, sekaligus momentum untuk bernostalgia dengan Banjarmasin.

"Alhamdulillah sekarang saya sudah ada di sini, senang sekali, tadi baru datang langsung disuguhkan Ikan Pais. Masya Allah Enak banget, kangen banget sama makanan Banjar, ada sayur santan, aduh kayaknya gagal diet hari ini," curhatnya mengawali Meet & Greet di  aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalimantan Selatan.

Simak juga video pilihan berikut


Apresiasi Kegiatan

Eka Nur Prasetyawati dengan nama pena Mommy ASF, penulis Layangan Putus, saat berbicara pada kegiatan Meet & Greet bertema "Kekuatan Literasi" di di aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalimantan Selatan, Rabu (3/2/2022). (foto: Aslam Mahfuz)

Mommy ASF juga menyampaikan apresiasi atas kegiatan yang menghadirkan dirinya di tengah ribuan masyarakat Kalimantan Selatan. Pasalnya di kesempatan itu memiliki kesan tersendiri, tidak hanya pada jamuan namun juga dapat berjumpa dengan warga lainnya.

Kegiatan tersebut ditayangkan juga melalui virtual. Disebutkan ada 200 undangan yang hadir di aula, 467 user tergabung di aplikasi Zoom kemudian 700 yang menyaksikan melalui media sosial YouTube.

Mommy ASF menceritakan awal mula dirinya menulis, dikisahkan jika permulaan itu tepatnya disebutkan jika dirinya gemar menulis. Kala itu saat masih berada di bangku SMA kemudian tergabung sebagai salah satu pengisi di Mading sekolah.

Kemudian ketika di kampus, juga tergabung dalam tim jurnalis redaksi kampus. Kegemaran untuk menulis sudah ada sejak sekolah dan terus dilakukan hingga saat kuliah.

Kemudian saat awal munculnya media sosial, Friendster jadi media untuk menyalurkan hasrat menulis yang dia sebut coret-coret. Tidak hanya itu, blog juga menjadi media untuk menulis.

Bekal dari gemar “corat-coret” itu, berbagai inspirasi dapat menghasilkan karya tulis. Termasuk ketika mengisi waktu luang, niat menulis pun dilakukan meski dengan iseng. Hingga pada karya Layangan Putus.

"Itu saya kirimin ke teman saya dan direspon agar langsung diposting saja. Awal mulanya postingnya memang di grup Facebook, kemudian membuat akun baru pakai nama Mommy ASF. Lalu tulisan itu saya tulis di sebuah forum komunitas, saya upload di situ. Ya udah langsung naik saja nggak pernah ada kepikiran buat akan viral," ujarnya.


Indeks Pembangunan Literasi

Meme Layangan Putus, serial MD Entertainment. (Twitter/ @kuacihamtoro)

Perjuangan dengan giat dan gemar menulis tersebut tidak menjadi sia-sia. Kesuksesan melalui tulisan telah diraih dan memberikan dampak yang besar.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan, Nurliani Dardie apresiasi prestasi tersebut, sehingga layak dijadikan tokoh yang inspiratif. Melalui program serupa kerap dilakukan untuk menjadikan salah satu indikator peningkatan literasi masyarakat di Kalsel.

Terbukti pada tahun tahun 2021 silam, Kalimantan Selatan diganjar sebagai Indeks Pembangunan Literasi (IPL) tertinggi se-Indonesia dengan nilai 48,70. Kemudian Nurliani juga dinobatkan penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka dengan kategori pejabat publik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya