Liputan6.com, Semarang - Wajah Busiri begitu sedih, Kamis (3/2/2022) pagi. Pedagang buah asal Madura ini hanya bisa meratapi dagangannya, buah semangka habis dilalap si jago merah akibat kebakaran yang melanda relokasi Pasar Johar, Semarang, Rabu (2/2/2022) malam.
Ia pun harus merelakan buahnya harus terbuang secara sia-sia karena tidak mungkin untuk bisa dijual ataupun dimakan.
Advertisement
"Jualan semangka, kerugian hingga Rp75 juta, banyak soalnya. Semuanya habis, ini semuanya mau dibuang , baru sempat diambil sekarang," kata Busiri pasrah.
Busiri juga berharap adanya bantuan pemerintah untuk segera diberikan, melihat ia memiliku karyawan yang harus dibayar.
Video Detik-detik Pasar Johar Terbakar
Perasaan sama dirasakan pemilik kios konveksi, Iqbal (23), asli warga Semarang
Ia mengatakan bahan dagangannya hagus habis kebakar. Dia mendapatkan informasi dari teman pedagang, terjadi kebakaran sekitar pukul 18.30 wib.
"Tadi malem dikabari teman pasar habis magrib kejadiannya, percikan api konsleting listrik itu dari tengah dari blok F, lapak saya habis semua termasuk barang dagangan saya," ungkap Iqbal
Untuk kerugian sendiri yang ia harus terima sebanyak ratusan juta. Iqbal juga menjelaskan ukuran lapaknya sebesar 360 meter.
"Ukuran kios saya itu, 360 m, untuk saya sekitar Rp300 juta," jelasnya.
Sehingga ia berharap, adanya bantuan dari pemerintah untuk bisa membantu para pedagang yang menjadi korban kebakar tersebut.
"Harapan saya Pemkot Semarang dan dinas marilah untuk membantu para pedagang karena perjualan menjadi mata pencarian di Pasar Johar ini.
Apalagi ini mau masuk bulan puasa, momentum untuk mendapatkan rezeki yang cukup banyak sehingga , untuk pemkot dan dinas tolonglah perhatikan para pedangan untuk membantu, apapun bantuannya para pedangang akan mengucapkan terima kasih,"tutur Iqbal.
Nasib serupa terjadi pada pedagang koveksi lainnya Nahdirin, (39), yang berada di Blok F. Ia pun mengalami lebih dari ratusan juta atas kejadian ini.
"Habis semua tidak ada yang tersisa, kerugian ratusan juta lebih," keluhnya.
"Harapannya saya bisa dibantu karena memiliki karyawan sebanyak tiga orang," tuturnya.
Advertisement
Berharap Bantuan Pemerintah
Kamis pagi kemarin, terlihat ratusan pedagang relokasi pasar Johar MAJT berbondong-bondong kembali melihat kondisi lapak dagangannya, dengan memasang muka yang sedih dan bingung atas kejadian semalam.
Si jago merah melahap semua lapak yang mereka miliki. Sehingga para pedagang pun mengharapkan bantuan untuk segera bisa diberikan.
Tidak hanya pedagang saja yang berada di lokasi tersebut, ada juga pihak kepolisian, Inafis Polrestabes Semarang dan Tim Labfor Polda Jateng yang masih menulusuri lebih jelas lagi penyebab kebakaran tersebut.
Ada pula tim pemadam kebakaran yang kembali menyiram air kembali di beberapa titik lokasi tersebut, guna mendinginkan sisa dilahap Si jago merah. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi tidak munculnya api kembali.
Pihak TNI juga turut hadir, untuk mengamankan lokasi tersebut biar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Seperti masyarakat yang mulai berbondong-bondong melihat sisa kejadian kebakaran di relokasi Pasar Johar.
Turut turun juga ada beberapa relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kota Semarang ataupun dari Provinsi Jawa Tengah, yang membantu para pedagang pasar untuk membersihkan puing-puing lapak yang hangus dilahap api.
Sembari menengok lapak yang mereka miliki dan menunggu agak dingin, para pedagang juga mengambil barang-barang yang masih bisa diambil dan bisa dijual ataupun bisa dimanfaatkan kembali
Seperti rangka besi sisa lapak kios yang mulai dipotongi dengan menggunakan alat las, supaya bisa dijual kembali kepada para pengepul barang bekas.
Belajar dari pengalaman sebelumnya, Mei 2015 silam, saat Pasar johar Semarang untuk kali pertamanya terbakar hebat, pedagang memang mendapat bantuan.
Waktu itu para pedagang mengaku diberi bantuan sebesar Rp3 juta.
"Kalau kita sendiri sebenarnya, masih ragu juga kalau kompensasi dari pemerintah. Seperti dulu-dulu aja tahun 2015, 9 Mei. Kita hanya dapat Rp3 juta rupiah itu pun kompensasi pembangunan di sini, sedangkan pembangunan di sini saya pribadi habis Rp45 juta, 3 juta buat apa," ungkap Nahdirin.