Lippo Karawaci Siap Genjot Kinerja Imbas Momentum Pemulihan Ekonomi

CEO PT Lippo Karawaci Tbk, John Riady menuturkan, kinerja perekonomian nasional yang mulai pulih sejak akhir tahun lalu bertahap mengerek kinerja sektor properti.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Feb 2022, 11:56 WIB
Ilustrasi Lippo Karawaci

Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) akan mencatatkan kenaikan pendapatan hingga Rp 17,1 triliun dan laba bersih Rp 233 miliar pada 2022.

Hal itu disampaikan Analis Ciptadana Sekuritas, Yasmin Soulisa. Sementara itu, berdasarkan konsensus analis di Bloomberg, PT Lippo Karawaci Tbk akan membukukan pendapatan Rp 14,93 triliun.

Pendapatan itu naik dari proyeksi periode sama tahun sebelumnya Rp 13,82 triliun dan realisasi 2020 sebesar Rp 11,96 triliun. Selain itu,  laba bersih Rp 75,96 miliar dan EBITDA diprediksi Rp 3,78 triliun pada 2022.

Ada sejumlah indikator yang mendorong prediksi pendapatan termasuk di sektor properti itu antara lain pemulihan ekonomi nasional dan meningkatnya permintaan yang tertahan selama pandemi COVID-19. Ditambah insentif dari pemerintah juga akan menopang sektor properti.

CEO PT Lippo Karawaci Tbk, John Riady membenarkan sejumlah faktor yang menopang kinerja sektor properti. Ia menyampaikan, kinerja perekonomian nasional yang mulai pulih sejak akhir tahun lalu bertahap mengerek kinerja sektor properti, dan melanjutkan tren perbaikan pada 2022.

Ia menuturkan, melesatnya sektor komoditas antara lain kelapa sawit dan batu bara yang terjadi pada 2021 segera akan melecut sektor konsumsi lainnya.

"Secara alamiah, permintaan properti masih sangat tinggi. Untuk hunian saja, kepemilikan di DKI Jakarta hanya 46 persen. Apalagi Indonesia sudah masuk dalam negara dengan PDB di atas level USD 3.500, yang memungkinkan peningkatan kepemilikan hunian,” tutur dia, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (4/2/2022).

Karena itu, John mengungkapkan perseroan optimistis kembali meningkatkan kinerja binis properti pada tahun ini. LPKR menargetkan pra-penjualan pada 2022 akan mencapai Rp5,2 triliun, naik 5 persen dari realisasi tahun lalu Rp4,96 triliun.

Strategi Lippo Karawaci antara lain meluncurkan klaster baru produk rumah tapak dengan harga terjangkau. Selain itu, melakukan penetrasi pasar yang lebih luas pada segmen high income dan apartemen mid-rise, serta meningkatkan permintaan terhadap unit apartemen siap huni.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tren Positif Sektor Properti

Pengunjung melihat maket perumahan di pameran properti di Jakarta, Kamis (8/9). Dengan dilonggarkannya rasio LTV, BI optimistis pertumbuhan KPR bertambah 3,7%year on year (yoy) hingga semester I-2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sektor properti yang moncer pada 2022 ini juga diperkuat dari riset yang dirilis NH Korindo Sekuritas. Dalam riset tersebut, NH Korindo memberikan peringkat overweight kepada sektor properti pada 2022.

Dalam riset tersebut dipaparkan, di tengah bunga acuan yang dipertahankan sebesar 3,5 persen, justru rata-rata suku bunga KPR telah tercatat sebesar 8,4  persen.

Geliat kredit juga telah meningkat, yang tumbuh 7,24 persen YoY sejak paruh pertama tahun lalu, semakin mendekati pertumbuhan normal sebelum pandemi di kisaran 7,99 persen YoY.

Karena itu, riset itupun memperkirakan tren positif tersebut akan berlanjut pada 2022. Sejak pertengahan tahun lalu, telah terjadi kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal II/2021 naik 1,49 persen YoY, didukung oleh IHPR rumah kecil yang meningkat 2,07 persen YoY.

"Kebijakan pemerintah seperti subsidi PPN dan relaksasi loan to value (LTV) mendorong minat masyarakat terhadap rumah inland, terutama di kelas menengah ke bawah,” tulis riset tersebut.


Insentif Berdampak terhadap Properti

Konsep urban Homes yang diusung oleh Lippo Karawaci. (Foto: urbanhomes.co.id)

Sebelumnya, Country Manager Rumah.com Marine Novita menuturkan, insentif yang digelontorkan pemerintah sejak Maret 2021 terbukti memberi pengaruh signifikan terhadap perputaran ekonomi di sektor properti.

 Dalam waktu 3 bulan, kata dia, stimulus tersebut mampu meningkatkan penjualan properti pada kisaran 10–20 persen, baik untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), menengah, maupun tinggi.

Melihat efek positif yang dihasilkan, insentif dalam bentuk Pajak Pertambahan Nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) dan Relaksasi rasio loan to value/financing to value (LTV/FTV) pun diperpanjang hingga Desember 2021, dan kembali diberlakukan hingga Juni 2022.

Dia menuturkan, para pelaku di sektor properti mendorong pemerintah untuk memperpanjang PPN DTP hingga Desember 2022 agar sektor properti dapat terus tumbuh.

"Kebijakan ini diyakini dapat menjaga kondisi pasar properti di 2022 tetap stabil. Kebijakan ini juga akan menjadi elemen kunci sektor properti di tahun ini,” tutur dia dalam laporan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya