Liputan6.com, Jember - Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Jember menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah gudang toko ritel berjaringan di Jember. Mereka mengecek dengan membeli langsung minyak goreng di outlet, toko ritel berjaringan.
“Kami merespons keluhan masyarakat terkait kelangkaan minyak goreng. Dan kami mencoba untuk membeli langsung di beberapa toko ritel untuk mengetahui kondisi di lapangan,” ujar Anggota Komisi B DPRD Jember, David Handoko Seto, Jumat (4/2/2022)
Advertisement
Akan tetapi dari 5 toko yang didatangi, hanya ada 1 toko yang masih mempunyai stok minyak goreng. Minyak goreng juga dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) pemerintah sebasar Rp14.000 per liternya.
"Kita meminta kepada jaringan ritel di Jember agar masalah kelangkaan stok minyak goreng bisa diatasi. Sebab saat ini ada perbedaan harga minyak goreng yang mencolok, antara pasar konvensional dengan jaringan ritel modern,”kata politikus dari Partai Demokrat itu.
Sidak dimulai dari gudang salah satu toko ritel berjaringan di Jalan Piere Tendean, Karangharjo, Kecamatan Sumbersari. Dari hasil sidak itu, anggota DPRD Jember tidak menemukan stok minyak goreng.
Bantah Timbun
Kepala Distribusi salah satu toko ritel berjaringan Reno mengaku, stok minyak goreng di gudang habis didistribusikan. Menurutnya setiap mendapatkan kiriman dari para supplier, pihaknya langsung mendistribusikan ke 141 toko jaringan yang ada di Jember.
“Kami langsung distribusikan ke toko jaringan kami yang ada di jember, karena stok di toko selalu habis, Jadi tidak ada penimbunan yang bisa dilakukan. Terkait kelangkaan minyak goreng, mungkin saja karena permintaan dari pelanggan yang tinggi,”ujar Reno di hadapan anggota DPRD Jember
Advertisement