Presiden Komisaris Maybank Indonesia Dato’Sri Abdul Farid Mengundurkan Diri

Bank Maybank Indonesia terima permohonan pengunduran diri Presiden Komisaris PT Bank Maybank Inodonesia Tbk (BNII) Dato' Sri Abdul Farid Alias.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Feb 2022, 22:19 WIB
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Komisaris PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) Dato' Sri Abdul Farid Alias mundur dari jabatannya.

Hal tersebut disampaikan manajemen perseroan melalui keterbukaan informasinya ke regulator pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat, 4 Februari 2022.

Permohonan pengunduran diri tersebut telah diterima perseroan pada 31 Januari 2022. Bank Maybank Indonesia akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk memutuskan permohonan pengunduran diri tersebut dalam jangka waktu 90 hari sejak diterimanya surat pengunduran diri tersebut. Perseroan tidak menyampaikan rinci alasan pengunduran diri tersebut.

Adapun Dato' Sri Abdul Farid Alias diangkat sebagai Presiden Komisaris PT Bank Maybank Indonesia Tbk sejak 31 Maret 2017, dan mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 4 Desember 2017, demikian mengutip laman Maybank.co.id, Jumat (4/2/2022).

Sebelumnya beliau menjabat sebagai Komisaris sejak 2013. Ia memulai karier di Grup Maybank di Aseambanker (1992-1994) setelah lulus dari Pennsylvania State University, Amerika 1991 dengan gelar sarjana akuntansi.

Ia mendapatkan gelar MBA di bidang Financial dari University of Denver, Amerika pada 1991.  Dato' Sri Abdul Farid Alias juga telah menyelesaikan program Harvard Business School’s Advanced Management pada awal tahun ini.

Ia kemudian memperluas karier di investment banking dan capital market di lembaga multinasional seperti Schroders (1994-1995) dan JP Morgan (1997-2005), serta Malaysian International Merchant Bankers dan Khazanah Nasional Berhad, dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Investasi dari 2005 hingga 2008.

Sewaktu di Khazanah Nasional Berhad, ia menjabat di beberapa perusahaan publik seperti PLUS Expressway Berhad, UEM World Berhad, dan UEM Builders Berhad (2005-2008).

Sejak bergabung dengan Maybank pada 1 Januari 2009, beliau menjabat Head of International Business dan kemudian menjadi Wakil Presiden dan Head, Global Banking (sebelumnya dikenal sebagai Global Wholesale Banking). Ia menjabat sebagai Group President and Chief Executive Officer Maybank sejak Agustus 2013.

Berdasarkan data Bursa, saham BNII dimiliki oleh Sorak Financial Holdings Pte Ltd sebanyak 45,02 persen, UBS AG London sebanyak 18,31 persen, Maybank Offshore Corporate Services sebanyak 33,96 persen dan publik sebanyak 2,71 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Gerak Saham BNII

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada perdagangan Jumat, 4 Februari 2022, saham BNII ditutup di Rp 308 per saham, menguat Rp 2 atau 0,65 persen dibangkan penutupan perdagangan Kamis, 3 Februari 2022, yaitu di Rp 306 per saham.

Total frekuensi perdagangan 321 kali dan volume perdagangan 20.733. Nilai transaksi harian Rp 637,2 juta. Kapitalisasi saham BNII tercatat sebesar Rp 75,36 miliar.

 

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya