Liputan6.com, Jakarta - Kapitalisasi pasar saham induk usaha Facebook Meta susut lebih dari USD 237 miliar atau sekitar Rp 3.407,17 triliun (asumsi kurs Rp 14.376 per dolar AS) pada perdagangan Kamis, 3 Februari 2022.
Kapitalisasi pasar saham Facebook yang turun itu merupakan terbesar dalam satu hari dalam sejarah pasar saham Amerika Serikat (AS) atau wall street.
Advertisement
Penurunan saham induk usaha Facebook Meta berdasarkan perkiraan pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan melampaui rekor sebelumnya yang dibuat Apple. Saat itu, Apple alami penurunan kapitalisasi pasar USD 182 miliar atau Rp 2.616 triliun pada September 2020.
Tujuh penurunan kapitalisasi pasar terbesar dalam sejarah pasar saham Amerika Serikat atau wall street terjadi dalam dua tahun terakhir. Hal ini karena Apple, Microsoft, Tesla dan Amazon telah menggelembungkan valuasi.
Artikel kapitalisasi pasar saham Facebook merosot Rp 3.407 Triliun, Terbesar dalam Sejarah Wall Street menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Sabtu (5/2/2022):
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1.Kapitalisasi Pasar Saham Facebook Merosot Rp 3.407 Triliun, Terbesar dalam Sejarah Wall Street
Kapitalisasi pasar saham induk usaha Facebook Meta susut lebih dari USD 237 miliar atau sekitar Rp 3.407,17 triliun (asumsi kurs Rp 14.376 per dolar AS) pada perdagangan Kamis, 3 Februari 2022. Kapitalisasi pasar saham Facebook yang turun itu merupakan terbesar dalam satu hari dalam sejarah pasar saham Amerika Serikat (AS) atau wall street.
Penurunan saham induk usaha Facebook Meta berdasarkan perkiraan pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan melampaui rekor sebelumnya yang dibuat Apple. Saat itu, Apple alami penurunan kapitalisasi pasar USD 182 miliar atau Rp 2.616 triliun pada September 2020.
Tujuh penurunan kapitalisasi pasar terbesar dalam sejarah pasar saham Amerika Serikat atau wall street terjadi dalam dua tahun terakhir. Hal ini karena Apple, Microsoft, Tesla dan Amazon telah menggelembungkan valuasi.
Advertisement
2.Puradelta Lestari Kantongi Prapenjualan Rp 1,76 Triliun
Pengembang kawasan modern terpadu Kota Deltamas, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) mencatatkan pra penjualan (marketing sales) sebesar Rp 1,76 triliun pada 2021.
Hal tersebut disampaikan Direktur dan Sekretaris Perusahaan Puradelta Lestari, Tondy Suwanto dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 4 Februari 2022.
Bagi Puradelta Lestari, 2021 merupakan tahun yang cukup baik, tetapi juga menantang bagi penjualan lahan industri. Pada awal 2021, walaupun masih di tengah situasi pandemi, permintaan akan lahan industri cukup tinggi, khususnya permintaan dari sektor data center.
3.Alasan Kino Indonesia Gelar Buyback Saham
PT Kino Indonesia Tbk (KINO) akan melakukan pembelian kembali atau buyback saham seiring kondisi pasar yang berfluktuasi.
Dalam aksi tersebut, Kino Indonesia menyiapkan dana Rp 100 miliar yang berasal dari kas internal perseroan. Perseroan membatasi harga pembelian saham maksimum Rp 5.000 per lembar. Aksi tersebut dilakukan bertahap dalam tiga bulan sejak 3 Februari 2022-2 Mei 2022. Kino Indonesia buyback saham maksimal 20 juta lembar saham.
Adapun harga buyback tersebut berada di atas harga pasar. Biasanya aksi buyback memberikan sinyal optimisme kepada pasar karena perusahaan merasa harga saham tergolong murah dan dibawah harga wajar. Pada perdagangan Jumat, 4 Februari 2022, saham KINO ditutup naik 320 poin atau 10,67 persen ke posisi Rp 3.320 per lembar saham.
Advertisement