Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta bank-bank negara untuk menyerahkan langsung bantuan kepada lansia dan penyandang disabilitas penerima bansos reguler yaitu Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program BPNT/Sembako di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.
“Tolong dibantu bagi penerima yang sudah lansia, sakit dan disabilitas enggak usah datang sendiri tapi bank Himbara jemput bola dengan mendatangi warga. Kasihan mereka,” ungkap Risma dalam kunjungannya di Desa Gondangrejo, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung dalam rangka memastikan penyaluran bansos, Jumat (4/2/2022).
Risma juga minta agar Bupati Kabupaten Lampung Timur mempercepat penyaluran bansos mengingat masih besar jumlah bantuan yang belum tersalurkan, padahal warga penerima bansos begitu berharap sekali.
“Tadi saya minta ke Pak Bupati karena jumlah bansos yang belum tersalurkan masih besar sekali, agar warga di desa-desa sekitar bisa mengambil di sini (balai desa) supaya jaraknya tidak terlalu jauh, ” ungkapnya.
Baca Juga
Advertisement
Upaya mendekatkan pelayanan pencairan dana bansos pada warga penerima yang sudah lansia, sakit dan disabilitas bertujuan agar mereka yang terkendala aksesibilitas tidak perlu bepergian jauh untuk mendapatkan bansos.
“Warga penerima bansos yang sudah lansia, sakit dan disabilitas adalah mereka yang sangat membutuhkan bansos tapi tidak bisa pergi karena terkendala aksesibilitas. Sekali lagi mohon diperhatikan dan mereka jadi prioritas,” pintanya.
Dia menekankan agar bagi penerima bansos yang masih muda-muda dialihkan bentuk bantuannya berupa pemberdayaan sosial seperti kewirausahaan.
“Penerima yang masih muda kami bantu pemberdayaan agar bisa maksimal. Tadi ada yang usaha meubel nanti kalau kurang peralatan kami bantu alatnya tidak berupa uang karena bisa habis untuk keperluan yang lain,” ungkapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cerita tentang Sosok Disabilitas
Risma bercerita bahwa seorang pemuda penyandang disabilitas bernama Gading awalnya berjualan kopi keliling dengan sepeda ontel. Setelah mendapat pemberdayaan Kemensos berupa motor listrik, ia bisa berjualan lebih banyak dan jauh sehingga mendapatkan penghasilan harian yang berlipat.
“Gading pemuda disabilitas yang jalannya saja merangkak dan enggak bisa bicara. Lalu, bulan Mei kita treatment dan dibantu motor listrik. Dalam beberapa bulan ia bisa membelikan ayahnya motor Rp 20 juta dan memiliki tabungan Rp 20 juta. Tidak ada yang tidak mungkin, asalkan mau berubah,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, mantan Wali Kota Suarabaya itu menegaskan bahwa persoalan data penerima bansos merupakan urusan dari pemerintah daerah (pemda) yang didasarkan pada Undang-undang (UU) Nomor 13 tahun 2011 dari musyawarah di desa.
“Cek penerima melalui SIKS-NG dan itu terbuka semua bisa tahu. Warga juga bisa tahu siapa yang menerima, kalau merasa berhak bisa mengusulkan dan sebaliknya bisa menyanggah kalau ada warga tidak layak menerima bansos,” pungkasnya.
Advertisement