Amerika Serikat Desak DK PBB Ambil Tindakan Terkait Uji Coba Rudal Korea Utara

Peluncuran rudal pada Minggu (30/1) itu adalah uji coba paling signifikan dalam beberapa tahun yang dapat menarget wilayah Amerika.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Feb 2022, 08:00 WIB
Rudal ditembakkan sub-unit artileri jarak jauh Tentara Rakyat Korea saat latihan militer di lokasi yang dirahasiakan pada hari Senin (2/3/2020). Korea Selatan menyatakan, Korea Utara menembakkan yang diduga dua rudal balistik jarak pendek. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Liputan6.com, New York - Amerika Serikat telah mendesak anggota Dewan Keamanan PBB untuk bertindak menyusul uji coba terbaru rudal balistik jarak menengah Korea Utara yang mampu mencapai Guam.

Peluncuran hari Minggu (30/1) itu adalah peluncuran paling signifikan dalam beberapa tahun yang dapat menarget wilayah Amerika Serikat.

Berbicara setelah pertemuan Dewan Keamanan di New York untuk membahas masalah ini, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan “kita harus terus menekan (Korea Utara).”

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Respons PBB

Rudal diluncurkan dari kereta api saat uji coba di lokasi yang dirahasiakan Korea Utara pada 15 September 2021. Uji coba dilakukan sehari setelah Korea Utara dan Korea Selatan menguji coba rudal dengan selang waktu beberapa jam. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Dia menambahkan: "Kami peduli dengan situasi kemanusiaan di lapangan di sana. Kami memiliki pekerjaan untuk memberikan dukungan kemanusiaan dengan segala cara yang memungkinkan, tetapi dengan menghabiskan jutaan dolar untuk tes militer manakala warga kelaparan, saya pikir itu menunjukkan bahwa negara ini tidak peduli dengan rakyatnya sendiri."

PBB mengutuk peluncuran tersebut, dengan mengatakan tindakan itu melanggar moratorium peluncuran yang diumumkan sendiri oleh Korea Utara dan jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya