Halau Rusia Serang Ukraina, Jerman Berniat Kirim Lebih Banyak Pasukan ke Lithuania

Jerman tengah mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan tambahan ke Lithuania, kata Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Feb 2022, 18:13 WIB
Ilustrasi tentara pemerintah Jerman (AFP/Christof Stache)

Liputan6.com, Berlin - Jerman tengah mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan tambahan ke Lithuania, kata Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht.

Pertimbangan tersebut didorong ketegangan yang masih tinggi atas pembangunan militer Rusia dekat Ukraina, Reuters mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (6/2/2022).

Dalam wawancara dengan grup media Funke yang disiarkan daring pada Minggu (6/2) dan di surat kabar pada Senin (7/2), Lambrecht mengatakan Jerman sudah memberikan kontribusi penting di Lithuania dengan memimpin kelompok pertempuran NATO.

“Pada prinsipnya, pasukan tambahan tersedia sebagai bala bantuan dan kami dalam pembicaraan dengan Lithuania saat ini untuk mencari tahu apa yang tentunya masuk akal dalam hal ini,” katanya.

Rusia telah membantah berencana untuk menyerang Ukraina tetapi memiliki puluhan ribu pasukan dekat perbatasan negara tetangganya itu.


AS Kirim Pasukan ke Polandia, Halau Rusia ke Ukraina

Ilustrasi tentara Jerman (AP Photo/Martin Meissner)

Kondisi itu mendorong Amerika Serikat mengerahkan sekitar 3.000 pasukan tambahan guna memperkuat sayap timur NATO di Polandia dan Rumania.

Pasukan pertama AS tiba pada Sabtu (5/2) di pangkalan militer Rzeszow di Polandia tenggara.

NATO sudah mengerahkan empat unit tempur multinasional dengan total 5.000 pasukan di Polandia, Lithuania, Latvia dan Estonia.

Pasukan tersebut dikirim untuk merespon pencaplokan Rusia atas wilayah Krimea dari Ukraina pada 2014.

Apa yang disebut dengan kelompok tempur NATO ini yang dipimpin AS, Jerman, Kanada dan Inggris, dimaksudkan untuk menghentikan serangan di wilayah itu dan mengulur waktu bagi pasukan tambahan NATO untuk mencapai lini depan.

Dua pejabat AS mengatakan pada Sabtu bahwa Rusia memiliki sekitar 70 persen dari kekuatan tempur yang diyakini akan dibutuhkan untuk serangan skala penuh terhadap Ukraina.

Lambrecht lagi-lagi mengesampingkan pemasokan senjata untuk Ukraina setelah Kedutaan Ukraina di Jerman mengirim daftar dengan permintaan khusus kepada Kemenhan dan Kemenlu di Berlin.

Daftar itu meliputi sistem pertahanan misil, alat untuk peperangan elektronik, kacamata penglihatan malam, radio digital, stasiun radar, dan ambulan militer— peralatan yang angkatan Jerman sendiri pun mengalami kekurangan pasokan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya