Liputan6.com, Yogyakarta - Patung memedi sawah, bagi masyarakat, dibuat untuk menjaga tanaman khususnya padi petani dari serangan hama perusak seperti burung. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial UNY Basid Elmi Izzaqi, Diah Nadiatul Jannah, Rina Suhartanti, Eva Riska Amalia, dan Marlinda Putri meneliti nilai yang terkandung dalam memedi sawah.
"Tradisi ini dijadikan sebagai media untuk mengomunikasikan salah satu bentuk kebudayaan di bidang pertanian kepada masyarakat pada umumnya," kata Basid, beberapa waktu lalu.
Diah Nadiatul Jannah menambahkan memedi sawah merupakan salah satu bentuk kebudayaan di bidang pertanian kepada masyarakat. Pada umumnya, berupa bentuk visualisasi berbagai nilai seni, kreativitas, dan budaya yang diwujudkan dalam bentuk boneka sedang hingga raksasa.
Baca Juga
Advertisement
"Dalam pembuatan memedi sawah berasal dari sisa-sisa dan hasil pertanian maupun peralatan pertanian," kata Diah.
Penelitian dilaksanakan di Dusun Candran Kebonagung Imogiri Bantul. Rina Suhartanti mengatakan tradisi Memedi Sawah di Desa Wisata Candran menjadi ikon tersendiri bagi kegiatan pariwisata di daerah tersebut yang tepat berada di depan Museum Tani Jawa. Selain itu, untuk menambah kemeriahan tradisi tersebut, pengelola setempat bekerja sama dengan Dinas Pariwisata DIY dengan melombakan tradisi tersebut.
"Nilai-nilai lokal yang diinternalisasikan melalui karakter dapat diambil dari nilai-nilai luhur dari masing-masing kearifan lokal," paparnya.
Dalam penelitian ini, nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal Festival Memedi Sawah diharapkan akan menjadi sebuah karakter baik seperti nilai kedamaian (peace), nilai saling menghargai (respect), nilai kerja sama, nilai religius, nilai estetika (keindahan), nilai kemanusiaan, nilai kebersamaan, dan nilai demokratis. Nilai lokal akan mendorong timbulnya sikap saling menghormati antar etnis, suku, bangsa dan agama, sehingga keberagaman terjaga dengan baik.