Bola Ganjil: Final Tak Tuntas, Ibarat Menunggu Godot

Jarak antara leg pertama dan kedua laga sepak bola biasanya singkat. Namun, ada leg kedua yang masih belum digelar hingga 35 tahun. Simak kisahnya.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 07 Feb 2022, 00:30 WIB
Piala AFF 2020 adalah contoh turnamen yang menggunakan dua leg hingga final. (AP/Suhaimi Abdullah)

Liputan6.com, Jakarta - Dua leg menjadi salah satu format favorit di kompetisi sepak bola. Sistem ini memberi kesempatan lebih bagi peserta untuk melangkah ke babak berikut atau merebut gelar.

Ajang antarklub kontinental menggunakannya di babak gugur hingga final. Sementara contoh turnamen yang menerapkan dua leg hingga perebutan titel adalah Piala AFF.

Jarak antara leg pertama dan kedua biasanya singkat. Jeda tidak terlalu lama karena jadwal kompetisi sudah padat. Namun, ada saja kasus-kasus anomali. Final Piala Super Inggris adalah salah satunya.

Liverpool menghadapi Norwich City di leg pertama semifinal pada 5 Februari 1986. Namun, jika semifinal lain antara Tottenham Hotspur kontra Everton melakoni leg kedua pada 19 Maret, The Reds dan The Cannaries baru bersua untuk kali kedua di 6 Mei 1986. Jeda panjang juga pernah terjadi di ajang-ajang lain.

Edisi perdana Piala Fairs otomatis masuk daftar karena berlangsung selama dua setengah tahun. Final antara London XI dan Barcelona dipisahkan hampir dua bulan, yakni 5 Maret 1958 dan 1 Mei 1958. 


35 Tahun dan Terus Berlanjut

BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Peristiwa serupa juga terjadi di Anglo-Scottish Cup, turnamen yang mempertemukan wakil Inggris dan Skotlandia. Kompetisi ini hanya berusia enam tahun, tepatnya pada periode 1975 hingga 1981.

Namun, ada pihak yang coba menghidupkan kembali kompetisi dengan nama baru yakni Anglo-Scottish Challenge. Berbeda dari Anglo-Scottish Cup, yang melibatkan banyak klub, Anglo-Scottish Challenge mempertemukan pemenang Piala FA dan Piala Skotlandia.

Coventry City pun bertemu St Mirren. Laga pertama berlangsung di Highfield Road pada 23 Desember 1987 dan berakhir 1-1.

Namun, partai tersebut kurang diminati. Hanya ribuan orang yang datang ke stadion. Ditambah minimnya sponsor dan hilangnya minat, kedua tim juga gagal sepakat dalam menentukan jadwal pertandingan kedua. Artinya, leg kedua Anglo-Scottish Challenge belum bergulir kemungkinan hingga genap 35 tahun Desember mendatang, dan kemungkinan besar terus bertambah.

 


Klaim St Mirren

ilustrasi BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Penggemar St Mirren sebenarnya sudah berusaha demi menentukan pemenang. Kesuksesan tim kesayangan mencetak gol tandang meyakinkan mereka untuk mengklaim gelar.

Masalahnya, gol tandang tidak menjadi syarat ketika Anglo-Scottish Challenge dilangsungkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya