Waspada Demam Berdarah, Studi Ungkap Warna yang Tak Disukai Nyamuk

Sebuah penelitian menemukan bawa warna pakaian bisa menarik nyamuk untuk menggigit Anda,

oleh Melly Febrida diperbarui 07 Feb 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi nyamuk penyebab DBD. Foto oleh Anuj dari Pexels.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa dekade terakhir ini, kasus demam berdarah dan penyakit lain yang dibawa nyamuk masih saja tinggi. Untuk itu sangat penting menjaga diri agar tetap aman dari gigitan nyamuk. Sebuah penelitian menemukan bawa warna pakaian bisa menarik nyamuk untuk menggigit Anda,

Para peneliti dari sebuah studi yang diterbitkan di Nature Communications, menjelaskan spesies nyamuk umumnya terbang menuju warna tertentu, termasuk merah, oranye, hitam, dan cyan. Warna lain, seperti hijau, ungu, biru, dan putih, diabaikan oleh nyamuk. 

Penyebabnya, kulit manusia mentransmisikan "sinyal" merah-oranye yang kuat ke mata nyamuk, terlepas dari pigmentasi keseluruhan. Para peneliti percaya temuan ini membantu menjelaskan bagaimana nyamuk menemukan inang seperti dilansir The Health Site.

"Nyamuk tampaknya menggunakan bau untuk membantu mereka membedakan apa yang ada di dekatnya, seperti inang untuk menggigit. Ketika mereka mencium senyawa tertentu, seperti CO2 dari napas kita, aroma itu merangsang mata. untuk memindai warna tertentu dan pola visual lainnya, yang terkait dengan inang potensial, dan menuju ke sana," kata Jeffrey Riffell, seorang profesor dari University of Washington.

 

 

 

 


Tiga Hal Disukai Nyamuk

Dalam studi tersebut, Riffell mengatakan bahwa nyamuk tertarik pada tiga hal: napas, keringat, dan suhu kulit. Menurut ilmuwan, tim dapat menemukan petunjuk keempat dalam penelitian ini: warna merah, yang dapat ditemukan tidak hanya pada pakaian Anda tetapi juga pada kulit setiap orang. Tidak peduli apa warna kulit Anda; kita semua memiliki tanda merah yang kuat. 

Strategi lain untuk menghindari gigitan nyamuk adalah dengan menyaring warna-warna yang menggoda di kulit kita atau memakai pakaian yang menghindari warna-warna tersebut.

Untuk penelitian ini, para peneliti mempelajari perilaku nyamuk demam kuning betina, Aedes aegypti, ketika mereka terpapar berbagai sinyal visual dan penciuman. Hanya nyamuk betina, seperti semua spesies nyamuk, yang mengonsumsi darah, dan gigitan nyamuk Aedes aegypti dapat menyebarkan demam berdarah, demam kuning, chikungunya, dan Zika. 

Nyamuk umumnya mengabaikan titik di bagian bawah ruangan, terlepas dari warnanya, tanpa adanya sinyal bau. Nyamuk terus mengabaikan titik itu, apakah itu berwarna hijau, biru, atau ungu, setelah menyemprotkan CO2 ke dalam ruangan. 

Nyamuk, di sisi lain, akan berbondong-bondong ke titik apakah itu merah, oranye, hitam, atau cyan. CO2, gas yang kita dan hewan lain embuskan dengan setiap napas, tidak berbau bagi manusia. Namun nyamuk mampu melakukannya.


Infografis

Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya