Liputan6.com, Gunungkidul - Data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul menyebut, per 6 Februari 2022, kasus Covid-19 aktif melonjak hingga 27 orang. Lonjakan sendiri terjadi sejak beberapa hari terakhir.
Munculnya klaster di sebuah keluarga di Karangmojo menjadi penyumbang terbanyak kasus Covid-19 aktif di Gunungkidul. Proses screening dan tracing sendiri terus dilakukan oleh petugas dari Dinas Kesehatan Gunungkidul.
Advertisement
Setidaknya pada Kamis (3/2/2022) kemarin, terdapat penambahan 7 orang positif. Sementara pada Sabtu (5/2/2022) ada 8 orang positif, dan pada hari Minggu (6/2/2022), terjadi penambahan 4 kasus baru.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengungkapkan, dengan adanya penambahan kasus terkonfirmasi pada beberapa hari terakhir ini, di Kabupaten Gunungkidul setidaknya terdapat 27 orang yang tengah dalam masa pemantauan dan isolasi.
"Dari jumlah tersebut, 12 orang merupakan warga Kapanewon Karangmojo, di mana daerah ini terjadi kluster peyebaran atau penularan covid," Kata Dewi.
Dewi menuturkan, munculnya kluster tersebut bermula usai kedatangan keluarga dari Jakarta ke Karangmojo dan merasa tidak enak badan kemudian diperiksakan ke rumah sakit. Setelah diperiksa dan dilakukan test PCR, warga tersebut dinyatakan positif Covid-19.
"Dari hasilnya test PCR positif. Selanjutnya, keluarga yang kontak ditracing dan 7 orang dinyatakan positif," tuturnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Respons Bupati
Sementara itu, belasan kasus lainnya tersebar di beberapa kapanewon lainnya di Gunungkidul. Tracing sendiri terus dilakukan oleh petugas kesehatan, termasuk dengan penanganan lainnya.
Di Kabupaten Gunungkidul beberapa yang waktu lalu setidaknya ada 4 orang yang dinyatakan probable omicron dan dilakukan uji laboratorium. Meski demikian, pihak Dinas Kesehatan Gunungkidul masih menunggu hasil laboratorium dari sampel yang sudah dikirimkan.
"Pada prinsipnya varian apapun itu penanganannya sama, hanya memang penularan dan gejalanya berbeda. Untuk itu prokes jangan sampai lengah," kata Dewi.
Berkaitan dengan adanya lonjakan angka kasus Covid-19, Bupati Gunungkidul Sunaryanta menegaskan, warga Gunungkidul telah menerapkan protocol kesehatan dengan baik. Meski masih ada beberapa warga yang abai.
"Prokes itu penting untuk menjaga diri dan orang lain. Jadi jika masih ada yang terpapar di Gunungkidul dapat dipastikan itu dari warga pendatang," kata Sunaryanta saat ditemui.
Advertisement
Pelonggaran PPKM Jadi Pemicu
Sunaryanto menduga, kelonggaran PPKM sekarang ini menjadi penyebab bertambahnya angka kasus Covid-19. Dimana, sejumlah daerah lain seperti di Jakarta mengalami lonjakan yang signifikan.
Untuk di Gunungkidul sendiri merupakan daerah urban yang tujuannya adalah kota besar seperti di Jakarta. Sehingga disaat libur Imlek beberapa hari yang lalu, kerabat atau saudara dari Jakarta pulang dan menularkan Covid-19.
“kita ini kan wilayah dengan tingkat urbanisasi tinggi ke kota besar, sangat dimungkinkan penularan Covid-19 dari kerabat keluarga yang pulang kampong saat libur,” terangnya.
Meski demikian, pihak pemerintah telah menyiapkan langkah dalam mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 melalui Dinas Kesehatan. Bahkan, pemerintah daerah yakin penerapan protocol kesahatan telah berjalan dimasyarakat.
“kita pernah mengalami masa sulit, bahkan pada titik tertinggi. Saya yakin ini dapat diatasi melalui OPD terkait,” ulasnya.
Bupati berharap agar warga tetap waspada dan selalu menjalankan protokol kesehatan yang lebih ketat. Sebab, bukan hanya Covid-19 saja, wabah penyakit lain juga dapat menyerang jika tidak menjaga kesehatan diri dan lingkungan.
“tetap prokes itu kuncinya, dan mari bersama-sama menjaga diri dari keluarga dari ancaman wabah guna kesejahteraan dan keamanan semuanya,” pungkasnya.