18 Ribu Pasien COVID-19 Dirawat di Rumah Sakit, Menkes: 10 Ribu OTG dan Gejala Ringan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa hingga kini angka keterisian rumah sakit oleh pasien COVID-19 adalah sebanyak 18.966. Sedangkan, kapasitas totalnya adalah 400 ribu.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Feb 2022, 20:59 WIB
Pasien COVID-19 terlihat pada jendela salah satu kamar isolasi Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (19/1/2021). Pemprov DKI Jakarta mengungkapkan ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU di rumah sakit rujukan COVID-19 tersisa 13 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa hingga kini angka keterisian rumah sakit oleh pasien COVID-19 adalah sebanyak 18.966. Sedangkan, kapasitas totalnya adalah 400 ribu.

“Rumah sakit kita sekarang terisi angka pasnya 18.966 kapasitas total rumah sakit kita 400 ribu dan yang disiapkan untuk COVID-19 120.000,” kata Budi dalam konferensi pers daring, Senin (7/2/2022).

Jadi, dari 120.000 sudah terisi 18.966 per Minggu 6 Februari 2022. Dari 18.966, yang sudah konfirmasi positif COVID-19 adalah 15.292, sisanya masih probable, tambah Budi.

“Dari angka 15 ribu, 10 ribunya masih Orang Tanpa Gejala (OTG) dan gejala ringan. Jadi sebenarnya ke depannya kalau OTG dan gejala ringan isolasi mandiri atau terpusat maka sebenarnya keterisian rumah sakit kita itu masih sangat rendah.”

Simak Video Berikut Ini


3 Provinsi Lampaui Puncak Delta

Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengumumkan bahwa ada tiga provinsi dengan kasus COVID-19 yang jumlah kasusnya melampaui puncak gelombang kedua saat varian Delta menyerang tahun lalu.

“Sekarang sudah ada tiga provinsi yang jumlah kasusnya melebihi jumlah kasus gelombang Delta yang lalu.”

Ketiga provinsi itu adalah DKI Jakarta, Banten, dan Bali dengan rincian sebagai berikut:

-DKI Jakarta dengan kasus mencapai 15.800, padahal puncak sebelumnya adalah 14.600.

-Banten melaporkan 4.800 kasus, padahal di gelombang Delta sebelumnya mencapai puncak tertinggi di 3.900.

-Bali sudah mencapai 2.000 kasus, padahal sebelumnya 1.900 kasus di gelombang Delta sebelumnya.


Tidak Usah Panik

Sudah ada 3 provinsi yang kasusnya melebihi puncak Delta tahun lalu, tapi angka perawatan di rumah sakit masih di sekitar 30 sampai 50 persen.

“Jadi tidak usah panik kalau melihat jumlah kasusnya tinggi, karena yang lebih penting yaitu jumlah yang masuk rumah sakit dan wafat itu jauh lebih rendah dan masih bisa terkendali.”

Budi menambahkan, publik penting mengetahui bahwa jumlah kasus memang akan terus bertambah. Bahkan di negara lain kasusnya bisa 2 kali lipat kasus Delta. Namun, hal terpenting adalah tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Agar yang masuk rumah sakit dan yang wafat (jumlahnya) di bawah rata-rata,” kata Budi.

 


Infografis Gejala COVID-19 Omicron dan Cara Penanganan

Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya