Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta pemerintah daerah di Jatim meningkatkan testing, tracing, dan treatment (3T), lantaran lonjakan kasus Covid-19 yang diperkirakan jatuh pada minggu ketiga Maret mendatang.
"Seperti yang diprediksi oleh Kementerian Kesehatan bahwa 22 Maret nanti adalah puncak melonjaknya Covid-19 untuk semua varian. Maka tugas pemerintah adalah meningkatkan 3T. Selain itu, ada 3 hal lain yang harus dipersiapkan. Yakni kesiapan rumah sakit, isoter, juga kerelawanan untuk PPKM Mikro dan kampung tangguh," ujarnya, Senin (7/2/2022).
Advertisement
Khofifah juga meminta masyarakat untuk bekerjasama memutuskan rantai penyebaran Covid-19 dengan menerapkan secara ketat protokol kesehatan dengan terus memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak aman, menghindari kerumunan, serta membatasi mobilisasi (5M).
"Pemerintah sudah mengusahakan yang terbaik untuk pelayanan kuratifnya. Maka, saya minta sinergi masyarakat untuk melakukan tindakan preventif dengan terus menerapkan 5M agar daerah aglomerasi seperti Malang Raya dan Surabaya Raya ini terjaga dari lonjakan kasus. Sehingga semua daerah juga diharapkan aman terkendali," tuturnya.
"Kami bersama Forkopimda ingin memastikan semua sudah bersiap untuk memberikan pelayanan dan perlindungan terbaik kepada masyarakat Jawa Timur. Semoga covid-19 ini cepat berlalu," tambah Khofifah.
411.649 Kasus
Menurut data nasional per tanggal 6 Februari 2022, kumulatif konfirmasi kasus Covid-19 di Jatim mencapai 411.649 kasus dengan penambahan 2.218 kasus baru. Sedangkan, kasus aktif saat ini mencapai angka 6.028 atau sekitar 1,46 persen dari keseluruhan kasus.
Di sisi lain, kasus meninggal Jatim mencapai angka 29.792 dengan penambahan tujuh orang atau 7,24 persen. Meskipun begitu, kasus sembuh mencapai 375.829 dengan penambahan 1. 238 kasus baru atau 91,30 persen dari total keseluruhan kasus.
Sementara itu, menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim per 6 Februari 2022 relatif menurun drastis dari 1 Januari 2021. Di mana, BOR ICU tercatat sembilan persen, BOR isolasi tercatat delapan persen.
Advertisement