Harga Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dibanderol Rp 150 Ribu-Rp 350 Ribu

Harga tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung diperkirakan di kisaran Rp 150-350 ribu sesuai dengan hasil study demand.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 08 Feb 2022, 09:31 WIB
Warna kereta didominasi oleh nuansa merah dan silver, membuat kereta tampak modern dan tangguh. (Foto: KCIC )

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memproyeksikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dapat mulai beroperasi per Juni 2023. Perseroan juga sudah memetakan pola operasional, termasuk tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, berdasarkan studi yang dilakukan bersama Forecast Polar UI, pihaknya sudah menetapkan rentang harga tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Untuk tarif berkisar dari Rp 150-350 ribu sesuai dengan hasil study demand," ujar Dwiyana dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR RI, dikutip Selasa (8/2/2022).

Harga tiket tersebut nantinya akan terbagi ke dalam tiga kursi, yakni VIP, Kelas Utama (First Class), dan Kelas Kedua (Second Class).

Total, satu trainset Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan memiliki 8 gerbong dan 601 kursi. Sebanyak 18 kursi diantaranya diperuntukan bagi penghuni kelas VIP, 28 kursi untuk First Class, dan 555 kursi untuk Second Class.

Dengan kapasitas tersebut, Dwiyana memperkirakan, jumlah pengguna Kereta Cepat Jakarta-Bandung dapat mencapai 31.125 penumpang per hari. Total akan ada sebanyak 68 kereta yang beroperasi dari Jakarta-Bandung maupun sebaliknya setiap hari.

"Waktu operasi, kita mulai dari jam 5.30-22.00, dimana peak hour ada di pagi dan sore hari," kata Dwiyana.

 


Hitungan Balik Modal

Foto yang diabadikan pada 28 Juni 2020 ini menunjukkan bagian dalam terowongan No. 1 dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Jakarta. Terowongan sepanjang 1.885 meter itu ditembus menggunakan mesin pengebor terowongan berdiameter 13,23 meter. (Xinhua/Du Yu)

Berdasarkan seluruh pehitungan tersebut, ia memproyeksikan KCIC baru bisa mencapai break even point (BEP) atau balik modal setelah 40 tahun.

"Saat ini perhitungan review FS (Feasibility Study) masih belum final, kemarin sempat di angka 40 tahun. Namun kami masih coba evaluasi, adakah potensi revenue stream lagi, atau potensi strategi bisnis lainnya yang bisa membuat BEP lebih kecil dari 40 tahun," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya