Liputan6.com, Kabul - Di tengah aturan kontroversial Taliban yang melarang wanita bersekolah, sejumlah pejabat tinggi kelompok tersebut diduga mengirim anak perempuan mereka menempuh pendidikan mumpuni di luar negeri.
Dikutip dari laman storymirror, Selasa (8/2/2022) para pejabat Taliban mengirim anak-anak mereka ke perguruan tinggi dan universitas internasional.
Baca Juga
Advertisement
Diyakini, para pemangku jabatan ini tak mau anaknya ikut pelatihan ribuan wanita di Afghanistan, menurut laporan dan Komunitas Analisis Afghanistan (AAN).
Seorang militan Taliban di Doha mengatakan bahwa mereka mulai mendidik anak-anak mereka di sekolah di Qatar.
"Karena hampir semua orang pergi ke sekolah menengah, anak-anak kami juga harus pergi ke sekolah menengah."
Putri seorang perdana menteri Taliban terbaru dan mantan anggota manajemen kelompok itu saat ini menempuh pendidikan di College of Qatari, sesuai laporan AAN.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sekolah di Qatar hingga Pakisatan
Dua anggota kerja Taliban di Qatar mengatakan mereka meninggalkan anak-anak mereka di Doha setelah kembali ke Kabul agar pelatihan mereka tidak terganggu.
Beberapa perwira memilih untuk mengirim anak-anak mereka ke perguruan tinggi yang menggabungkan pelatihan "Barat" dengan pendidikan spiritual, umumnya dikenal sebagai sistem Iqra, di negara tetangga Pakistan tempat banyak pemimpin Taliban tinggal selama 20 tahun sebelumnya.
Beberapa perwira Taliban telah mendaftarkan anak-anak mereka di perguruan tinggi Pakistan di Qatar, tetapi masih belajar bahasa Inggris.
Advertisement