Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan pandemi COVID-19 tidak akan berakhir dengan varian Omicron. Bahkan, Selandia Baru harus bersiap menghadapi lebih banyak varian virus corona baru pada 2022.
Peringatan Ardern itu datang ketika ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung parlemen di ibu kota Wellington, menuntut diakhirinya pembatasan COVID-19 dan aturan vaksinasi.
Advertisement
"Ketua Parlemen, saran dari para ahli adalah bahwa Omicron tidak akan menjadi varian terakhir yang akan kita hadapi tahun ini," kata Ardern dalam pidato parlemen pertamanya untuk 2022.
"Ini belum berakhir. Tapi itu tidak berarti kita tidak bisa bergerak maju. Dan terus membuat kemajuan. Dan begitulah kita."
Pemerintahan Ardern telah memberlakukan beberapa pembatasan pandemi paling ketat di Selandia Baru selama dua tahun terakhir, ketika pemerintah berusaha mencegah virus corona. Kebijakan tersebut membantu menjaga angka infeksi dan kematian tetap rendah di Selandia Baru.
Negara berpenduduk lima juta orang itu sejauh ini mencatat sekitar 18.000 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan 53 kematian.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dukungan Menurun
Tapi kebijakan itu juga membuat marah banyak orang yang menghadapi isolasi di rumah tanpa akhir dan puluhan ribu ekspatriat Selandia Baru yang terputus dari keluarga mereka di rumah karena perbatasan tetap ditutup. Langkah-langkah tersebut juga telah menghancurkan bisnis yang bergantung pada wisatawan internasional.
Peringkat dukungan publik kepada Ardern anjlok dalam Jajak Pendapat Publik 1News Kantar terbaru yang dirilis Januari 2022, karena publik menurunkan dukungan terhadapnya atas penundaan vaksinasi dan penundaan penghapusan pembatasan.
Ratusan pengunjuk rasa anti-vaksin dan anti-pemerintah berkumpul di luar parlemen menuntut diakhirinya semua pembatasan pandemi, bagian dari serangkaian protes yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir, seperti dilansir Antara, Selasa (8/2/2022). Pemerintah mengatakan bahwa Selandia Baru akan membuka kembali perbatasannya ke seluruh dunia secara bertahap hanya pada Oktober.
Kasus Omicron di negara itu terus meningkat sejak beberapa aturan jarak sosial dilonggarkan baru-baru ini. Selandia Baru mencatat jumlah kasus harian terbesar dengan 243 kasus pada Sabtu.
Ardern mengatakan kepada Radio Selandia Baru bahwa puncak Omicron di negara itu bisa terjadi pada Maret dengan kasus harian berkisar antara 10.000 hingga 30.000.
Advertisement