Wisata Kopi hingga Susur Sawah di Desa Wisata Detusoko Barat

Wisatawan dapat melihat langsung proses pengolahan kopi di Desa Wisata Detusoko Barat.

oleh Putu Elmira diperbarui 09 Feb 2022, 10:48 WIB
Foto: BumDes AU Wula, Detusoko, Kabupaten Ende, NTT yang menjual produk pertanian secara online ( Liputan6.com/Dion)

Liputan6.com, Jakarta - Desa Wisata Detusoko Barat menyuguhkan pesona alam, budaya, topografi berbukit, lembah yang subur yang indah juga hijau. Desa wisata ini berlokasi Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dikutip dari Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf, Selasa, 8 Februari 2022, Desa Wisata Detusoko Barat terletak 33 kilometer dari Kota Ende, sekitar 45 menit dari bandara Ende, dan berada di jalur utama Trans Flores. Desa ini berada di ketinggian 800 mdpl sehingga menyajikan panorama yang indah.

Wisatawan dapat menikmati pesona alam dengan topografi cantik, persawahan terasering, dikelilingi perbukitan hijau, dan dihiasi beragam tanaman pertanian dan perkebunan. Desa ini juga memilki beragam atraksi wisata yang dapat dinikmati.

Saat berkunjung ke Desa Wisata Detusoko Barat, wisatawan dapat susur sawah, mengeksplorasi kopi Detusoko, jembatan Kali Loworia yang ada di tengah persawahan. Selain itu, ada pula kampung adat Suku Rini, trekking uap panas, hingga wisata kuliner.

Wisatawan juga bisa mencicipi menu lokal di Cafe Lepalio. Jamuan lain adalah tarian adat yang dikelola Pokdarwis Niraneni Desa Detusoko Batat melalui Sanggar Daudole.

Setelah puas menjelajah, wisatawan dapat berbelanja oleh-oleh di Bumdes Au Wula. Wisata lain yang tak kalah menarik adalah wisata kopi yang bisa diikuti dengan harga mulai Rp100 ribu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ragam Atraksi

Foto: Salah satu hasil olahan BumDes AU Wula, Detusoko Barat (Liputan6.com/Dion)

Atraksi ini mengajak wisatawan untuk melihat langsung proses pengolahan kopi secara tradisional dan berinteraksi dengan para petani kopi. Jika pada musim panen kopi (Agustus--September) wisatawan diajak memanen kopi.

Wisatawan bisa merasakan dan melihat ragam tahapannya, mulai dari proses pemetikan biji cherry merah, pengolahan dengan aneka teknik (full washed dan Honey Proses). Mereka juga diajak ke rumah jemur kopi, roasting tradisional dan cupping Kopi Detusoko.

Ada pula atraksi susur sawah dengan tarif mulai Rp150 ribu. Wisatawan akan diajak untuk menyelami kehidupan harian masyarakat setempat, mulai dari berinteraksi langsung, menuju jembatan Loworia, hingga menyusuri sawah.

Di persawahan dataran Bhonde dan Watumesi wisatawan dapat mengikuti bersama proses pengolahan lohan, tanam hingga panen. Wisatawan juga diajak makan dan minum lokal bersama petani di tengah sawah.


Produk Lokal

Foto: Gelang kopi yang diolah BumDes Detusoko, Kabupaten Ende, NTT (Liputan6.com/Dion)

Tersedia pula atraksi mengeksplorasi oleh-oleh khas Detusoko selama tiga jam dengan tarif mulai Rp200 ribu. Aktivitas ini melihat dan membuat aneka produk khas, mulai dari gelang kopi, sambal Korodagalai, atau Moni Marmalade, tergantung dari minat tamu untuk membuat produk industri rumah sebagai oleh oleh khas Detusoko.

Sambal Korodagalai sendiri dijual mulai Rp30 ribu. Seluruh produk kuliner ini organik, tanpa pengawet atau pewarna dan diambil dari hasil komoditas petani yang ada di Detusoko. Ada pula beras mera Detusoko yang ditanam secara tradisional yang berasa dari benih padi lokal.

Wisatawan juga bisa membeli kopi Detusoko dengan harga mulai Rp25 ribu. Robusta Kopi Detusoko diambil dari biji pilihan, diproses dengan aneka teknik Natural, honey, washed dan wine proses.

Kopi beraroma khas karena berasal dari dataran tinggi vulkanik dengan aroma fruty, disajikan dalam aneka roasting medium, light dan dark roasted. Kopi ini tersedia dengan kemasan 100 gram dan 250 gram. 


Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya