Liputan6.com, Jakarta Peneliti Center Macroeconomics and Finance-INDEF Riza Annisa Pujarama, menilai jika pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kurun 7 tahun yakni dari 2015 hingga 2021 selalu melenceng dari target.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 mencapai 3,69 persen. Namun, pertumbuhan tersebut masih kurang dari target sebesar 4 persen.
Advertisement
“Kita tidak tercapai lagi, sejak 2015 hingga 2021 target pertumbuhan ekonomi yang ditarget di APBN itu tidak tercapai. Ini bisa dilihat, memang ini ini menjadi catatan tersendiri karena sudah sekitar berapa tahun 7 tahun kebelakang ini target pertumbuhan ekonomi tidak pernah tercapai,” jelas Riza Annisa, dalam Diskusi INDEF “Kebijakan Tak Fokus, Pemulihan Pupus: Tanggapan terhadap Kinerja Ekonomi 2021”, Selasa (8/2/2022).
Kendati begitu, performa pertumbuhan di kuartal IV 2021 sudah meningkat kembali ke 5,02 persen setelah sebelumnya di kuartal III 2021 sebesar 3,51 persen.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi dilihat dari sisi pengeluaran, memasuki 2021 sudah terjadi pemulihan tonggaknya di kuartal IV.
Kata Riza, konsumsi rumah tangga tahun 2021 sudah meningkat berarti sudah ada pemulihan dari rumah tangga.
“Ini juga diperkuat dengan datanya BI, mengenai komposisi penggunaan pendapatan rumah tangga. Bisa dilihat bahwa konsumsi meningkat, tabungannya menurun. Ada peralihan dari tabungan ke konsumsi,” ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Pemerintah harus menjaga pengeluaran konsumsi rumah tangga, karena konsumsi rumah tangga dalam pembentukan PDB Indonesia itu paling besar.
“Sehingga ketika konsumsinya turun terkena shock, itu akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut, BPS sudah menyampaikan bahwa semua sektor usaha meningkat kecuali sektor keuangan.
3 Sektor
Riza menyoroti 3 sektor yang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, yakni transportasi, real estate, dan perdagangan mobil, sepeda motor, serta reparasi.
“Di sini kita bisa lihat koneksinya antara pengeluaran dari konsumsi rumah tangga ini kalau dilihat detailnya itu ada peningkatan transportasi. Di sini juga kita bisa lihat sektor lapangan usaha transportasi meningkat,” ujar Riza.
Dengan demikian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga untuk transportasi meningkat sejalan dengan peningkatan di sektor lapangan usahanya.
Hal ini sekaligus menunjukkan, peningkatan mobilitas di masyarakat sudah meningkat, sehingga ekonomi mulai pulih kembali.
“Sektor berikutnya yang akan saya bahas adalah mengenai sektor perdagangan mobil sepeda motor serta real estate. Dua sektor ini yang dapat insentif fiskal dari pemerintah di tahun 2021, dan kita bisa lihat bahwa pertumbuhan nya cukup tinggi, itu ternyata turut mendorong pertumbuhan perdagangan mobil sepeda motor dan reparasi,” pungkasnya.
Advertisement