Liputan6.com, Washington, D.C - Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) dari Amerika Serikat memprediksi bahwa penyebaran COVID-19 di Indonesia akan mereda pada awal Mei 2022 atau sebelum hari raya Lebaran. Penurunan kasus terjadi bila 80 persen masyarakat menggunakan masker dan telah divaksin booster.
Data IHME menghitung prediksi kasus COVID-19 harian, termasuk orang yang tidak dites. Pada grafik mereka, kasus di Indonesia sedang melonjak dengan 5,4 juta kasus sehari.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan grafik pada Selasa (8/2/2022), kasus diproyeksikan menurun pada pekan kedua Februari 2022, yakni menjadi di bawah 4 juta kasus sehari. Pada 28 Februari 2022, prediksi kasus kembali turun menjadi 1,8 juta kasus.
Angka terus menurun hingga Maret 2022 ketika proyeksi kasus harian turun di bawah sejuta pada 8 Maret 2022.
Sementara, kasus kematian harian diprediksi naik hingga 218,54 kasus sehari per 8 Maret 2022. Jika 80 persen populasi pakai masker, proyeksinya turun jadi 196,64.
Di akhir Maret, kasus kematian harian akibat virus corona diproyeksi melandai hingga 54,83 kasus. Jika terus pakai masker, maka turun menjadi 52,39 kasus, dan turun lagi jadi 50,95 berkat dosis ketiga.
Penurunan drastis kasus kematian diprediksi terjadi pada 8 April dengan jumlah 25. Trennya terus menurun hingga menjelang hari Raya Idul Fitri atau Lebaran pada 2 Mei dengan penambahan empat kasus kematian.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus Covid-19 Saat Ini Hampir 2 Kali Lipat Puncak Gelombang Pertama
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan kasus positif Covid-19 nasional konsisten mengalami kenaikan. Hingga saat ini, kenaikannya jauh melebihi puncak gelombang pertama pandemi Covid-19.
Pada puncak gelombang pertama, penambahan kasus Covid-19 mingguan tertinggi adalah sebesar 88.000 kasus. Sementara pekan lalu, penambahan kasus Covid-19 mencapai lebih dari 170.000 kasus.
"Hampir dua kali lipat puncak gelombang pertama," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Selasa (8/2).
Jika dibandingkan dengan gelombang kedua, penambahan kasus Covid-19 saat ini setara dengan akhir Juni 2021. Artinya, kenaikan kasus kini mencapai setengah dari puncak gelombang kedua.
Wiku mencatat, lonjakan kasus Covid-19 saat ini juga lebih cepat dibandingkan gelombang kedua. Pada gelombang kedua, peningkatan telah terjadi sejak awal Mei 2021 atau membutuhkan waktu delapan minggu untuk mencapai kondisi kasus yang setara dengan saat ini.
"Sementara penambahan kasus saat ini hanya dicapai dalam waktu tiga minggu saja atau dua setengah kali lebih cepat dibanding lonjakan kedua," jelasnya.
Advertisement