Antisipasi Omicron, Lapas Kelas IIA Bekasi Ajukan Vaksin Booster untuk Warga Binaan

Dari total 2.062 warga binaan di Lapas Kelas IIA Bekasi, 90 persen di antaranya sudah menjalani vaksinasi dosis kedua.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 09 Feb 2022, 04:34 WIB
Pegawai Lapas Kelas IIA Bekasi menjalani tes urine untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Bekasi - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bulak Kapal Bekasi mengajukan vaksin booster atau dosis ketiga untuk para warga binaan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron yang tengah melonjak di Kota Bekasi, Jawa Barat.

"Sudah diajukan ke Dinas Kesehatan Kota Bekasi melalui puskesmas terdekat kita. Untuk kapannya kita masih menunggu konfirmasi dari dinas terkait," kata Kalapas Kelas IIA Bekasi, Hensah saat dihubungi, Selasa (8/2/2022).

Menurutnya, dari total 2.062 warga binaan di Lapas Kelas IIA Bekasi, 90 persen di antaranya sudah menjalani vaksinasi dosis kedua.

"Warga binaan maupun pegawai sudah mendapatkan vaksin dosis kedua dan sedang diajukan untuk booster," ujar Hensah.

Pihaknya juga rutin menerapkan dan mengawasi protokol kesehatan di lingkungan Lapas. Seperti cek suhu, pemakaian masker, dan penyemprotan disinfektan secara berkala.

"Yang terbaru kita memasang scan barcode yang terintegrasi ke aplikasi PeduliLindungi untuk memudahkan melakukan tracing terhadap pegawai kami," terang dia.

Selain itu, lanjut Hensah, pihaknya juga konsisten mendeteksi dini segala gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan Lapas. Salah satunya menggelar tes urine secara dadakan kepada pegawai Lapas.

"Tadi kita melaksanakan kegiatan tes urine untuk pegawai. Kegiatan ini rutin dilaksanakan, tapi untuk waktunya tidak ditentukan karena diadakan secara mendadak," jelasnya.

 


Pegawai Lapas Jalani Tes Urine

Pegawai Lapas Kelas IIA Bekasi menjalani tes urine untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba. (Foto: Istimewa)

Hensah menyampaikan, dari total 156 pegawai Lapas, terdapat 106 orang yang menjalani tes urine. Sementara 35 petugas lepas piket, 9 orang Work From Home (WFH), dan 6 orang lainnya cuti.

"Hasil dari tes urine seluruh pegawai Lapas Bekasi adalah negatif," ungkap dia.

Tes urine ini, ujar Hensah, merupakan implementasi dan bukti keseriusan pegawai Lapas Bekasi, serta perwujudan dari tiga kunci pemasyarakatan, yaitu deteksi dini gangguan keamanan dan ketertiban, berantas narkoba dan bersinergi dengan aparat penegak hukum.

"Karena itu, bantu kami untuk mewujudkan Lapas Bekasi menuju wilayah bebas korupsi dan halinar (handphone, pungli, dan narkoba)," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya