Pengakuan Pemilik Bus Pariwisata yang Mengalami Kecelakaan Maut di Bantul

Pemilik bus wisata nahas PO GA Trans mengakui armada baru sekali ini melewati rute yang menjadi lokasi kecelakaan, yakni Bukit Bego, Kabupaten Bantul

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Feb 2022, 00:30 WIB
Polisi bawa spedometer untuk dilakukanpenyelidikan terkait kecelakaan maut yang merenggut 13 orang meninggal dunia di Jalan Dlingo-Wonogiri Bantul Yogyakarta

Liputan6.com, Sukoharjo - Pemilik bus wisata nahas PO GA Trans mengakui armada baru sekali ini melewati rute yang menjadi lokasi kecelakaan, yakni Bukit Bego, Kabupaten Bantul, Yogyakarta pada Minggu (6/2).

"Bus yang digunakan hari Minggu itu (bus naas) biasanya cuma untuk kota-kota Solo saja, jalan ke Parangtritis ya baru kali itu," kata pemilik PO GA Trans Giman di Solo, Selasa.

Meski demikian, ia memastikan bus dalam kondisi layak jalan dan memiliki kelengkapan syarat administrasi, di antaranya STNK dan surat uji KIR. Ia mengatakan sehari sebelumnya bus tersebut juga sudah menjalani service.

"Tanggal 5 Februari sudah di-service semuanya, sama mekanik sudah dicoba, Sabtu dan Minggu itu dipakai kondisinya bagus. Ini kebetulan sampai Yogya kok tahu-tahu begitu," ucapnya, dikutip Antara.

Sedangkan pengemudi bus yang turut menjadi korban meninggal dalam kecelakaan pada Minggu (6/2) tersebut, dikatakannya, sebetulnya merupakan sopir berpengalaman.

"Dia sudah lebih dari 15 tahun jadi sopir bus, selama pandemi ini biasanya jadi sopir trayek Solo-Purwodadi. Kami juga sudah ke rumah pengemudi untuk memberikan santunan," tuturnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Dipanggil Polres Bantul

Bus wisata dari Solo Jawa Tengah mengalami Kecelakaan di Jalur Dlingo - Wonogiri Bantul. Setidak 4 orang meninggal ditempat kejadian.

Sedangkan untuk ke rumah-rumah korban meninggal yang lain, dikatakannya, hingga saat ini belum dilakukan.

"Ini baru menunggu dari perwakilan. Hari ini saya juga sedang dipanggil polisi (Polres Bantul) terkait kejadian hari Minggu. Kemarin dihubungi dari polres, Selasa pagi (hari ini) disuruh menghadap ke Bantul, ini saya masih di polres," ujarnya.

Sementara itu, terkait dengan usahanya tersebut, dikatakannya, sebelum pandemi COVID-19 dia juga memiliki beberapa armada bus bumel atau kelas ekonomi yang melayani trayek Solo-Purwodadi. Namun, sejak pandemi COVID-19 hanya bus pariwisata yang dijalankan.

"Ya pariwisata ini sudah ada sejak 2011-2012, saya hanya punya tiga. Selama ini perawatan bagus sekali," katanya.

Selain menjalankan usaha tersebut, Giman beserta istri juga memiliki usaha barang rongsok. Istri Giman, Sri Sunarti, mengatakan usaha rongsok tersebut dijalankan lebih awal dibandingkan dengan armada transportasi.

"Saya untuk jual beli rongsok ini sudah sejak 1990-an," katanya.

Sebelumnya, bus pariwisata dengan nomor polisi AD-1507-EH yang ditumpangi oleh 47 orang yang merupakan rombongan wisatawan dari Kabupaten Sukoharjo mengalami kecelakaan di Bukit Bego, Kabupaten Batul, Yogyakarta pada Minggu (6/2) siang. Akibat dari kejadian tersebut, 13 orang dinyatakan meninggal dunia dan 34 lainnya mengalami luka-luka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya