Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku senang atas kinerja ekspor di sepanjang tahun 2021 lalu. Jokowi menyebut, realisasi ekspor tahun lalu menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.
"Ekspor kita meningkat sangat tinggi di tahun 2021, tumbuh 41,9 persen dengan nilai USD 232 miliar. Tertinggi sepanjang sejarah, dimana salah satunya didorong oleh industrialisasi, hilirisasi, besi dan baja," ujarnya dalam Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (9/2/2022)
Advertisement
Selain ekspor, kinerja impor Indonesia juga Begitu mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 38,6 persen. Jokowi menilai, pertumbuhan tersebut mengindikasikan adanya perbaikan aktivitas ekonomi domestik.
"Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga kembali pada tingkat yang optimis sebesar 118,3 pada Desember 2021. Sehingga, mendorong belanja masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi dimasa sebelum pandemi, sebagaimana ditunjukkan oleh indeks belanja yang disusun oleh mandiri sekuritas, " imbuhnya.
Jokowi menambahkan, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia mampu mengalahkan PMI Asia di periode Januari 2022. Tercatat PMI manufaktur Indonesia berada di level 53,7.
"Kita bersyukur saat ini beberapa indikator ekonomi menunjukkan tren yang semakin baik. PMI index manufaktur per Januari 2022 berada di level 53,7 pada zona ekspansi. Dan lebih tinggi dari PMI Asia di level 52,7," ucapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Investasi
Selanjutnya, kinerja Investasi juga mampu melewati target yang ditetapkan. Jokowi menyebut, investasi mampu tumbuh 9 persen di 2021 lalu.
"Dimana pada tahun 2021 realisasi investasi mencapai Rp 901 triliun atau tumbuh 9 persen secara year on year," terangnya.
Jokowi meminta, momentum pemulihan ekonomi ini harus dijaga dengan baik. Antara lain dengan mendukung pemerintah dalam upaya reformasi struktural untuk menciptakan iklim investasi yang semakin kondusif.
"Reformasi struktural menjadi kunci kita mengharapkan kebijakan ekonomi untuk meningkatkan nilai tambah memacu produktivitas, meningkatkan investasi serta membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya," tutupnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement