Liputan6.com, Jakarta - Investor masih menunggu data inflasi Amerika Serikat (AS) yang di dalamnya termasuk indeks harga konsumen, yang akan dirilis pada Kamis, 10 Februari 2022.
Rilis data tersebut dapat menjadi petunjuk lebih lanjut tentang timeline kenaikan suku bunga. Selain itu, Pasar sekarang memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga pada Maret 2022.
Advertisement
Hal tersebut membuat imbal hasil Treasury 10 tahun AS melonjak 1,97 persen pada Selasa. Itu menjadi lompatan yang tidak terlihat sejak November 2019.
Menurut Alat FedWatch CME, investor bertaruh pada lebih dari 70 persen peluang kenaikan 25 basis poin dan kenaikan hampir 25 basis poin serta peluang hampir 30 persen untuk kenaikan 50 basis poin ketika pembuat kebijakan AS bertemu pada bulan Maret.
Selain itu, Presiden Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan pada Selasa bahwa inflasi AS bahkan mungkin naik lebih tinggi sebelum menjadi lebih baik.
Di seberang Atlantik, presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan pada Senin bahwa tidak perlu pengetatan ekstensif karena inflasi akan turun kembali dan dapat stabil, menekan ekspektasi kenaikan suku bunga yang agresif.
Meskipun ECB lebih berpandangan hawkish, tetapi masih mungkin membatasi kenaikan dolar dalam waktu dekat.
Di Indonesia sendiri, pasar merespons positif terhadap pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Menyebut angka kasus COVID-19 varian Omicron bakal terus meningkat dan disinyalir lebih tinggi daripada varian Delta.
Namun, meskipun angka kasus terus meninggi, Budi menegaskan bahwa pasien dirawat dan wafat jauh lebih rendah daripada sebelumnya. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik menghadapi kasus Covid-19 varian Omicron kali ini.
Masyarakat pun diminta untuk tetap memperhatikan imbauan tersebut. Selain itu masyarakat diminta untuk memperkuat kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat juga diminta untuk menjalankan vaksinasi Covid-19 sehingga dapat terhindar dari ancaman adanya gejala berat ketika terkena virus Omicron.
Fakta ini diperkuat oleh temuannya terkait varian Omicron. Ia menuturkan, perawatan pasien atau kematian Covid-19 disebabkan oleh kurangnya vaksinasi.
"Dengan pernyataan Menkes tersebut, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022 kemungkinan masih akan positif dan bisa saja naik di atas 4 persen," ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi.
Apalagi pada kuartal pertama yang bersamaan dengan Tax Amnesty Jilid II disambut positif oleh para pengusaha serta ditopang oleh harga komoditas unggulan yang terus melonjak sehingga berpengaruh terhadap peningkatan ekspor dan impor.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Prediksi Rupiah
Hingga saat ini Pemerintah sedang menerapkan PPKM Level 3 di Jakarta guna mengurangi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. Kemungkinan kuartal I 2022 akan terjadi tsunami Covid-19 varian Omicron.
Dalam perdagangan sore ini, Rupiah ditutup menguat 41 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 45 poin di level Rp 14.358 dari penutupan sebelumnya di level Rp. 14.399.
Sedangkan untuk perdagangan Kamis, 10 Februari 2022, Ibrahim menuturkan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi tetapi ditutup menguat direntang Rp 14.330 hingga Rp 14.400.
Reporter: Gagas Yoga
Advertisement