Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, vaksin Merah Putih akan dihibahkan ke negara-negara di benua Afrika. Di mana di benua tersebut memiliki kendala dalam memberikan vaksinasi.
"Vaksin Merah Putih ini nantinya juga akan dihibahkan kepada negara-negara tetangga khususnya di benua Afrika yang memiliki kendala dalam vaksinasinya," kata Muhadjir saat memberikan sambutan dalam Acara Pencanangan Uji Klinis Fase-1 Vaksin Merah Putih di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Rabu (9/2/2022).
Advertisement
Selain itu, vaksin Merah Putih juga akan digunakan sebagai vaksin booster.
Muhadjir menuturkan sebelum uji klinis fase 1, telah dilewati uji pra klinik 1. Kemudian uji pra 2 dari BPOM. Nantinya uji tersebut akan diikuti sebanyak 90 relawan antara 18 sampai 60 tahun tergabung dalam uji klinis Fase 1 tersebut.
Bila sukses uji klinis itu akan dilakukan fase 2. Melibatkan 400 relawan dan Fase 3, 5.000 relawan. Setelah ketiga fase uji klinis ini gol, maka bisa disuntikkan untuk umum pada pertengahan tahun ini.
"Vaksin Merah Putih juga sudah mengantongi sertifikat halal 7 Februari 2022 sampai 6 Februari 2026," ungkapnya.
7 Lembaga Kembangkan Vaksin Merah Putih
Dia juga menuturkan vaksin Merah Putih sebagai wujud kemajuan dan kemandirian bangsa dalam penanganan virus Covid-19. Mengingat vaksin Merah Putih merupakan produk dalam negeri sebagai perwujudan dari kemajuan dan kemandirian bangsa.
"Sebagai upaya untuk mendorong tercapainya ketahanan nasional," bebernya.
Diketahui, terdapat tujuh lembaga pengembang Vaksin Merah Putih, yakni tim dari Universitas Airlangga (UNAIR), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman BRIN, Universitas Padjadjaran, dan tim LIPI yang saat ini juga sudah melebur ke dalam BRIN.
Reporter: Intan Umbari Prihatin/Merdeka
Advertisement