Korban Tewas Akibat Topan Batsirai Terus Bertambah, Kini Jumlahnya Capai 80

Jumlah korban tewas akibat Topan Batsirai kini mencapai 80.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 10 Feb 2022, 07:30 WIB
Seorang pria berjalan di sepanjang tembok yang rusak akibat topan Batsirai di Mahanoro pada 6 Februari 2022. Topan Batsirai melemah tetapi banjir masih diperkirakan terjadi karena hujan lebat setelah melanda Madagaskar timur dengan angin kencang. (Laure Verneau / AFP)

Liputan6.com, Antananarivo - Korban tewas akibat Topan Batsirai di Madagaskar naik menjadi 80 dari yang dilaporkan sebelumnya 29, badan bantuan bencana negara mengatakan pada Rabu (9 Februari) ketika informasi terus disaring dari daerah-daerah dari negara itu yang terkena dampak parah.

Topan itu menghantam pulau besar di Samudera Hindia pada Sabtu malam, merobohkan rumah-rumah dan saluran listrik saat menghantam pantai tenggara sampai pindah pada Minggu malam, menyebabkan 91.000 pemukiman hancur atau rusak. Demikian seperti dilaporkan laman Channel News Asia, Kamis (10/2/2021).

Badan bantuan bencana mengatakan bahwa 60 kematian terjadi di satu daerah, distrik Ikongo di tenggara Madagaskar. 

Dilaporkan bahwa pihak berwenang masih mengumpulkan rincian tentang apa yang terjadi di Ikongo.

Seorang anggota parlemen yang mewakili distrik itu sebelumnya mengatakan jumlah korban tewas tinggi di sana, dan sebagian besar korban tenggelam atau tertimpa reruntuhan ketika rumah mereka ambruk.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Topan Batsirai

Seorang pria mengendarai becak yang membawa pelanggan melewati pohon tumbang yang tumbang di taman umum di pusat Antsirabe setelah berlalunya topan Batsirai pada 6 Februari 2022. Sedikitnya enam orang dan membuat hampir 48.000 orang mengungsi ketika Topan Batsirai melanda Madagaskar. (RIJASOLO/AFP)

Batsirai adalah badai destruktif kedua di Madagaskar dalam dua minggu, setelah Topan Ana menewaskan 55 orang dan membuat 130.000 orang mengungsi di daerah lain di negara itu, lebih jauh ke utara.

Negara kepulauan itu, yang berpenduduk hampir 30 juta, sudah berjuang dengan kekurangan pangan di selatan, akibat dari kekeringan yang parah dan berkepanjangan.

Program Pangan Dunia mengatakan Batsirai telah memperburuk situasi dengan menghancurkan tanaman padi, buah-buahan dan sayuran yang akan panen dua minggu lagi.

Topan tersebut menyebabkan banjir yang meluas dan membuat 12 jalan dan 14 jembatan tidak dapat dilalui, memotong beberapa daerah yang terkena dampak terburuk dan menghambat upaya untuk memberikan bantuan kepada masyarakat setempat.


Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan:

Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya