Restrukturisasi Kredit BRI Tersisa Rp 156 T, Kurang dari 5 Persen Tak Tertolong

Kondisi restrukturisasi kredit Bank BRI terus melandai, dan tersisa Rp 156,93 triliun dari total akumulasi sebesar Rp 245,22 triliun.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 10 Feb 2022, 10:10 WIB
Hingga akhir tahun lalu, jumlah restrukturisasi BRI mencapai 21,2 persen dari total portofolio pembiayaan perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta Kondisi restrukturisasi kredit PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRI terus melandai, dan tersisa Rp 156,93 triliun dari total akumulasi sebesar Rp 245,22 triliun.

"Dari akumulasi Rp 245 triliun yang kita restrukturisasi, Alhamdulillah sekarang yang sekarang menyandang status kredit direstrukturisasi itu sekarang tinggal Rp 156 triliun," kata Direktur Utama BRI Sunarso saat membuka acara BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2/2022).

Sunarso menyampaikan, sudah banyak kredit yang menurun status restrukturisasinya, bahkan ada yang sudah benar-benar sembuh banget alias lunas.

"Kemudian ada yang lunas, kemudian ngambil lagi kredit dan lancar. Ada yang sekarang belum lunas, tapi statusnya lancar. Dan ada yang benar-benar tidak bisa diselamatkan, ini yang paling penting," sambungnya.

Sunarso pun sudah mengarahkan jajarannya untuk menyiapkan cadangan lebih untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan angka kredit macet atau non-performing loan (NPL).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kredit UMKM

Melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan kepada masyarakat, BRI mampu menjadikan KUR sebagai salah satu stimulus yang tepat dari pemerintah untuk menyelamatkan para pelaku UMKM.

Sesuai arahan Komisaris Utama, BRI membuat cadangan lebih dari 30 persen dengan menggunakan skema indikator risiko gagal bayar atas kredit yang telah disalurkan (loan at risk).

"Alhamdulillah saya sampaikan catatan, dari seluruh kredit yang direstrukturisasi, yang benar-benar tidak bisa diselamatkan ternyata tidak lebih dari 5 persen," terang Sunarso.

"Dari kondisi seperti itu, maka NPL kita terjaga di level 3,08 persen. Main di kredit mikro, main di kredit UMKM, NPL sekitar 3 persen saya kira sangat managable. Sehingga dengan kualitas balance sheet seperti itu, Alhamdulillah bank only kita selama 1 tahun membukukan laba Rp 32,2 triliun," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya