Liputan6.com, Jakarta - Layanan SMS Two-Factor Authentication (2FA) Twitter ternyata digunakan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk melacak para pengguna. Informasi ini diungkap lewat laporan Bloomberg yang didasari oleh pernyataan mantan karyawan di Mitto.
Mitto merupakan perusahaan teknologi Eropa yang membantu Twitter mengirimkan kode sensitif 2FA ke para pengguna, melalui SMS.
Advertisement
Menurut mantan karyawan Mitto, salah satu pendiri Mitto justru mengoperasikan layanan yang membantu pemerintah AS untuk secara diam-diam mengawasi dan melacak ponsel milik orang-orang.
Mengetahui hal ini, Twitter pun mengambil keputusan untuk mengakhiri kerja sama dengan Mitto. Mengutip Bloomberg, Kamis (10/2/2022), sejumlah perusahaan perpesanan seperti Kaleyra dan MessageBird juga memutus kerja sama mereka dengan Mitto.
Sayangnya, perwakilan Twitter menolak berkomentar atas masalah ini.
Perlu diketahui, 2FA merupakan cara yang lebih aman untuk melindungi akun-akun online, seperti Twitter atau media sosial lainnya. 2FA bertujuan untuk memberi lapisan keamanan tambahan ekstra, selain kata sandi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apa Itu 2FA
2FA dianggap jadi metode yang lebih kuat untuk mengamankan akun online pengguna. Pasalnya, selain memasukkan kata sandi, pengguna harus memasukkan kode 2FA (yang bisa dikirim ke nomor ponsel pengguna) untuk bisa login.
Dengan menambahkan 2FA, ketika kata sandi telah diretas, si peretas tidak akan bisa masuk ke akun karena kode dikirim ke perangkat pengguna.
Dalam kasus ini, jika perusahaan yang membantu Twitter untuk mengirimkan kode 2FA justru memberikan akses ke pemerintah, kemungkinan besar akun Twitter pengguna juga diakses bisa pemerintah.
Pernyataan Pihak Mitto
Sementara itu, juru bicara Mitto yang berbasis di Swiss membantah kabar yang menyebut perusahaannya mengungkapkan informasi mengenai mitra bisnisnya melalui berbagai kanal, baik itu resmi atau tidak resmi.
"Umumnya perjanjian semacam itu bersifat timbal balik dengan kedua belah pihak sepakat untuk melindungi privasi dan integritas pihak lain," katanya.
Advertisement
Klien Mitto ada di Seluruh Dunia
Menurut situs web-nya, Mitto bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi untuk mengirimkan pesan teks dalam jumlah besar ke miliaran perangkat di seluruh dunia.
Mitto mengirimkan pesan teks otomatis untuk berbagai hal. Misalnya untuk promosi penjualan, pengingat janji temu, dan kode keamanan 2FA yang diperlukan untuk masuk ke akun online.
Meski begitu, Co-founder sekaligus CEO Mitto Ilja Gorelik diduga menjual akses ke jaringan Mitto untuk menemukan orang melalui ponsel mereka secara diam-diam. Dalam beberapa kasus, Mitto juga bisa mendapatkan log panggilan orang-orang tersebut.
Bloomberg melaporkan, usaha Mitto juga diduga terlibat mengeksploitasi kelemahan dalam protokol telekomunikasi Signaling System 7, semacam switchboard untuk industri telekomunikasi global.
Perwakilan Mitto pun diduga telah memberi tahu ke beberapa klien, bahwa CEO Ilja Gorelik tak lagi terlibat di perusahaan.
(Tin/Isk)
Infografis Tentang Twitter
Advertisement