Buset, Ribuan Dosis Vaksin Covid-19 di Kabupaten Gorontalo Kedaluarsa

Ribuan dosis vaksin Covid-19 di Kabupaten Gorontalo dinyatakan kedaluarsa. Vaksin tersebut tersimpan di Instalasi Farmasi, dinkes setempat.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 11 Feb 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi Vaksin (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Ribuan dosis vaksin Covid-19 di Kabupaten Gorontalo dinyatakan kedaluarsa. Vaksin tersebut tersimpan di Instalasi Farmasi, Dinas Kesehatan kabupaten setempat.

Menurut data yang diterima Liputan6.com, tercatat ada 2.440 dosis vaksin yang kedaluarsa. Vaksin tersebut terdiri dari 590 dosis vaksin Moderna dan 1.850 dosis Astra Zeneca.

Kabar tersebut dibenarkan Kepala Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Sri Hilmawaty Abdul. Sri mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan vaksin Covid-19 itu kedaluarsa.

Antara lain, proses pengiriman vaksin yang mendekati tanggal kedaluarsa. Minat warga dalam melakukan vaksinasi terbilang kurang yang menyebabkan vaksin Covid-19 tersebut harus tersimpan dalam waktu lama.

“Jadi kedatangan vaksin ini tidak berapa lama lagi akan kedaluarsa. Dan tidak mungkin saat sampai vaksin langsung digunakan,” kata Sri.

"Kan kita panggil dulu warga yang menjadi sasaran penerima vaksin. Jadi ketika belum ada yang mau di vaksin, selama itu pula masih tersimpan hingga jadi kedaluarsa," tuturnya lagi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ayo Vaksin!

Sri sendiri mendapat informasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, bahwa vaksin yang diterima Pemprov Gorontalo merupakan pembagian dari provinsi lain.

“Hingga kini kami tidak mengetahui mengapa vaksin ini dialihkan ke Provinsi Gorontalo. Yang jelas vaksin yang di Gorontalo ke Kabupaten Gorontalo, pasti akan melewati tahap distribusi di Dikes Provinsi Gorontalo,” ungkapnya.

Untuk saat ini, kata Sri, vaksin yang kedaluarsa belum diketahui oleh Dinas Kesehatan Kabgor dan Pimpinan daerah dalam hal ini bupati. Sebab, dirinya tidak ingin membebankan kepala daerah.

“Karena ini program nasional, jadi kita tidaklah elok kita membebankan masalah ini ke pemerintah daerah. Ini merupakan anggaran pemerintah pusat, jadi kita koordinasi ke sana,” ungkapnya.

Meski sebagian besar sudah dinyatakan kedaluarsa, stok vaksin di Kabgor masih tersedia. 

“Untuk vaksin kedaluarsa menunggu juknis pemusnahan. Sementara stok vaksin masih tersedia untuk masyarakat,” katanya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya