Liputan6.com, Jakarta - Salah satu tokoh yang mengambil peran dalam G20 adalah Professor of Global Health Systems, Harvard University, Rifat Atun. Ia menyampaikan bahwa G20 memiliki peran utama dalam penanganan pandemi global, baik kesiapsiagaan maupun ketahanan.
"Dua hal ini perlu menjadi perhatian. Kita didominasi oleh beberapa negara, perlu ada pendekatan inklusif yang mencakup semua negara, tidak hanya negara tertentu yang mengambil keputusan," ujarnya dalam dalam acara Inception Conference Virtual bertajuk "Mewujudkan Pemulihan Inklusif dari Pandemi COVID-19" yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu 9 Februari 2022 malam seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
Di tengah pandemi COVID-19 ini, lanjut dia, harus ada inovasi keuangan yang memungkinkan dapat memberikan pembiayaan secara cepat ke suatu negara.
"Solusi apa pun harus ditanggapi, kita perlu mengubah pola pikir kita untuk meningkatkan ketahanan terhadap gelombang pandemi berikutnya," tuturnya.
Respons Beragam Negara Hadapi Pandemi COVID-19
Profesor Rifat Atun menyampaikan, beberapa negara masih berjuang menyusun sejumlah strategi dalam menghadapi pandemi, misalnya bagaimana meningkatkan pengujian dan pelacakan dalam rangka menekan COVID-19, mengembangkan teknologi digital hingga pelaksanaan program vaksinasi.
Sementara negara lainnya, lanjut dia, sudah berinvestasi dalam pengembangan sistem digital untuk mengidentifikasi kasus hingga mereformasi kemampuan sistem kesejahteraan sosial, seperti membuka lapangan pekerjaan serta menciptakan jejaring kesejahteraan bagi individu yang tidak mampu bekerja.
"Respons setiap negara sangat bervariasi, tetapi respons yang berhasil adalah yang bukan respons parsial," ujar Rifat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kontribusi Via T20 pada 3 Sektor Prioritas Presidensi G20 Indonesia
Secara khusus, Menlu Retno mengundang kontribusi T20 pada 3 sektor prioritas Presidensi G20 Indonesia, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.
Dalam sektor kesehatan, kesenjangan ketersediaan vaksinasi dunia harus diatasi.
"Kita juga harus melihat jauh, melewati masa pandemi, bagaimana mempersiapkan dunia untuk krisis serupa di masa depan," ungkap Menlu RI. Beberapa cara yang dapat diupayakan T20, antara lain, peningkatan kapasitas kesehatan lokal hingga solusi inovatif bagi rantai pasok distribusi obat-obatan.
Dalam sektor transformasi digital, diharapkan adanya rekomendasi kebijakan untuk dorong kesetaraan akses digital dan buka peluang investasi di negara berkembang. Sementara itu, transisi energi membutuhkan inovasi dari para peneliti untuk meningkatkan akses pada teknologi bersih, energi terbarukan serta innovative financing.
"Transisi energi adalah kunci menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan", demikian ditegaskan Menlu Retno.
Advertisement