Malaysia Berencana Buka Perbatasan Tanpa Karantina di Tengah Penyebaran Omicron

Rencananya, Malaysia akan membuka perbatasan tanpa karantina mulai 1 Maret 2022.

oleh Asnida Riani diperbarui 10 Feb 2022, 15:06 WIB
Malaysia Lockdown Dilonggarkan: Sebuah monorel bergerak melalui distrik perbelanjaan kosong di pusat kota Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, (4/5/2020). Banyak sektor bisnis dibuka kembali pada Senin di beberapa bagian Malaysia sejak penguncian sebagian virus dimulai 18 Maret. (AP/Vincent Thian)

Liputan6.com, Jakarta - Malaysia sedang mempertimbangkan untuk membuka perbatasan dan merangkul pelancong pada awal Maret 2022. Pada Selasa, 8 Februari 2022, Dewan Pemulihan Nasional negara itu, yang dipimpin mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin, menyebut bahwa perbatasan Malaysia harus dibuka sepenuhnya untuk semua orang dari semua negara, paling cepat 1 Maret.

Artinya, pelancong tidak diwajibkan menjalani karantina ketika memasuki wilayah Negeri Jiran, Mothership melaporkan Kamis (10/2/2022). "Dewan telah mengusulkan agar perbatasan dibuka dalam waktu dekat untuk pemulihan ekonomi. Kami setuju perbatasan negara dibuka sepenuhnya pada 1 Maret tanpa perlu karantina wajib," kata Muhyiddin, menurut Malaysiakini.

Ia menambahkan, rekomendasi tersebut dibuat setelah mempertimbangkan fakta bahwa varian Omicron membuat pembatasan pengunjung dari negara tertentu tidak akan mudah. Pelonggaran pembatasan disebut akan membantu pemulihan ekonomi Malaysia, khususnya di sektor pariwisata dan penerbangan.

Bisnis terkait sektor-sektor itu juga akan menerima dorongan. Muhyiddin menekankan bahwa, menurut Kementerian Kesehatan Malaysia, pelonggaran aturan perbatasan tidak akan mengakibatkan beban berlebihan bagi sistem perawatan kesehatan negara itu.

"Dari pengarahan yang diberikan Menteri Kesehatan (Khairy Jamaluddin) tadi, sistem kesehatan masyarakat kami masih mampu mengatasi dan mengelola. Kami memiliki banyak pengalaman, ranjang rumah sakit, ICU, dan dokter," tuturnya. "Hingga saat ini, kami dapat terus menampung peningkatan jumlah (pasien)."

Namun demikian, pelancong tetap harus menjalani tes COVID-19 sebelum keberangkatan dan setibanya di Malaysia. Saat ini, perbatasan Malaysia hanya dibuka untuk orang asing berdasarkan kasus per kasus seperti keadaan darurat, urusan resmi, dan hal-hal terkait lainnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Naiknya Kasus Harian

Orang-orang yang memakai masker menyeberang jalan di luar pusat perbelanjaan, di tengah wabah COVID-19 di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (14/9/2021). Baru-baru ini, varian Mu atau B.1621 disebut sudah terdeteksi di Malaysia. (AP Photo/Vincent Thian)

Masa karantina wajib yang berlaku di Malaysia saat ini adalah tujuh hari untuk pelancong yang sepenuhnya divaksinasi. Sementara, bagi mereka yang baru menerima satu dosis vaksin atau belum sama sekali, diwajibkan menjalani karantina selama 10 hari.

Pelancong yang telah menerima dosis booster diwajibkan menjalani masa karantina lima hari. Negara ini juga memiliki pengaturan jalur perjalanan vaksinasi bebas karantina (VTL) dengan Singapura sejak November tahun lalu dan gelembung perjalanan internasional Langkawi, lapor CNA.

Malaysia melaporkan 17.134 kasus baru COVID-19 pada Rabu, 9 Februari 2022, angka harian tertinggi dalam hampir lima bulan. Terakhir kali negara itu mencatat lebih dari 17 ribu infeksi baru adalah pada 17 September ketika mencapai 17.577 kasus.


Catatan Vaksinasi

Sebuah LRT (Light Rain Transit) melewati papan bendera Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (14/9/2021). Malaysia pecah rekor tembus dua juta kasus Covid-19 dengan tambahan 15.669 kasus Selasa (14/9/2021). (AP Photo/Vincent Thian)

Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan, 99,5 persen kasus COVID-19 baru masuk dalam kategori ringan atau tanpa gejala. 58 pasien menderita infeksi paru-paru, sementara 24 lainnya membutuhkan suplementasi oksigen.

Empat kasus lainnya dalam kondisi kritis dan menggunakan bantuan ventilator. Malaysia telah melihat lonjakan kasus COVID-19 baru dalam beberapa hari terakhir. Sebelumnya, Dr Noor Hisham juga memperingatkan bahwa kasus harian baru dapat mencapai angka 22 ribu pada akhir Maret jika tren saat ini berlanjut.

Berdasarkan situs web COVIDNOW, total 12.769.610 orang, atau 54,5 persen dari populasi orang dewasa di Malaysia, telah menerima dosis booster hingga Rabu, 9 Februari 2022. Sebanyak 22.933.328 individu atau 98 persen telah menyelesaikan vaksinasi dan 99,2 persen atau 23.208.714 individu telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.

Untuk remaja berusia antara 12 dan 17 tahun, sebanyak 2.793.710 individu atau 88,8 persen dari populasi telah menyelesaikan vaksinasi, sementara 2.871.310 individu atau 91,3 persen telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.


Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan

Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya