Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin, Ethereum dan Kripto berkapitalisasi pasar lainnya mayoritas menguat dalam perdagangan Kamis, (10/2/2022). Hingga saat ini, investor masih melakukan transaksi pembelian terhadap Bitcoin (BTC) dan kripto lainnya menjelang data utama harga konsumen Amerika Serikat (AS).
Angka Consumer Price Index (CPI) kemungkinan memberikan indikasi baru soal pengetatan moneter Federal Reserve. Oleh karena itu, investor harus bersiap untuk angka yang lebih tinggi dari perkiraan yang akan menandakan kenaikan suku bunga yang lebih agresif.
Advertisement
“Aset Kripto secara luas terjebak dalam pola bertahan menjelang data AS, yang mencakup indeks harga konsumen dan yang akan dirilis hari ini. Dan data ini dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang garis waktu Federal Reserve AS untuk memperketat kebijakan moneternya,” kata Chief Executive Officer Litedex Protocol, Andrew Suhalim, Kamis, 10 Februari 2022.
"Momentum ini dilakukan oleh para spekulan untuk kembali masuk pasar dan membeli Bitcoin secara jangka pendek untuk menutupi kerugian minggu sebelumnya,” ia menambahkan.
Investor masih memperkirakan kenaikan suku bunga akan tetap terjadi pada Maret mendatang. Namun, Presiden Federal Reserve Cleveland Loretta Mester Rabu mengatakan bahwa dia tidak melihat kasus yang menarik untuk memulai kenaikan suku bunga 50 basis poin.
Lebih lanjut, Mester menambahkan bahwa kenaikan jika suku bunga di masa depan terjadi setelah Maret, itu akan tergantung pada kekuatan inflasi.
Di sisi lain, Bank asal Amerika Serikat (AS), JP Morgan, menilai harga Bitcoin akan berada di rata-rata USD 38.000 atau sekitar Rp 544,3 juta per koin. Angka itu menurut JP Morgan merupakan nilai yang wajar untuk terjadi tahun ini.
Hal itu disebabkan tantangan terbesar Bitcoin adalah volatilitas yang tinggi. Kemudian ada siklus boom and bust yang membuat berbagai institusi masih ragu mengadopsi Bitcoin.
Meski hanya menyebut Bitcoin, tetapi kajian JPMorgan berpengaruh terhadap hampir seluruh kripto. Itu wajar, karena Bitcoin adalah aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar. Apa yang terjadi di Bitcoin bisa mempengaruhi aset kripto lainnya.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Kamis pekan ini, Ethereum berhasil meningkat 3,29 persen dalam 24 jam terakhir menjadi USD 3.226 per keping. Ethereum telah menorehkan kinerja menawan dengan kenaikan 19,63 persen dalam sepekan terakhir.
Begitupun dengan BNB yang terlihat tumbuh 1,89 persen menjadi USD 420 per keping. Kemudian disusul oleh Cardano dan Avalanche yang masing-masing naik 0,46 persen dan 0,50 persen.
Cardano saat ini dibanderol USD 1,19 per koin, sedangkan Avalanche naik ke posisi USD 88,94 per koin.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Harga Bitcoin
Sayangnya, mata uang digital dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni Bitcoin sedikit terjerembab. Bitcoin tercatat turun sangat tipis sebesar 0,06 persen ke posisi USD 44.128 per keping.
Walaupun begitu, Bitcoin sudah membukukan kenaikan 19,34 persen dalam sepekan terakhir. Selain Bitcoin, Solana dan Terra juga merosot 0,02 persen dan 0,76 dengan posisi terakhir masing-masing USD 113,54 per keping untuk Solana dan USD 56,97 per keping untuk Terra.
Dalam perdagangan sore ini jam 15.00 WIB, Bitcoin menguat di harga USD 44,185.40 per koin, itu meningkat sebesar 0,66 persen dengan volume transaksi sebesar USD 22,54 miliar dengan kapitalisasi pasar USD 833,43 Miliar.
Sedangkan untuk perdagangan Jumat, 11 Februari 2022, Bitcoin diprediksi dibuka fluktuatif tetapi akan ditutup menguat di kisaran USD 44.000 hingga USD 45.000.per koin.
Advertisement