Liputan6.com, Jakarta - Virus Covid-19 varian Omicron saat ini tengah merajalela, termasuk di Indonesia. Sampai saat ini, tak sedikit masyarakat Indonesia yang terpapar.
Melalui situs resmi kemenkes.go.id, belum lama ini Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa tingkat penularan Omicron cukup cepat. Dia menjelaskan, virus Covid-19 varian Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam.
"Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit," ungkap Budi Gunadi.
Baca Juga
Advertisement
Untuk itu, kata dia, perawatan di rumah sakit lebih rendah ketimbang varian Delta. Begitu juga dengan tingkat keparahannya, sehingga pemerintah memiliki cara yang agak berbeda dalam menangani Omicron dibanding Delta.
Menurut Menkes Budi, gelombang Omicron ini pemerintah tak menyiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur karena tingkat keparahannya rendah. Penderita dengan gejala ringan disarankan untuk melakukan isolasi mandiri (isoman).
"Yang perlu dirawat hanya kalau dia perlu di-treatment oksigen," ucap Menkes Budi.
Meski begitu, diingatkan bahwa masyarakat tetap harus waspada. Terpenting tetap memakai masker, hindari kerumunan karena penularan akan semakin tinggi.
"Bila terpapar, tak usah panik. Disiplin isoman dan minum vitamin. Jika ada gejala ringan minum obat," jelas Budi.
Berikut gejala Omicron selengkapnya melansir artikel dari situs aliansi vaksin GAVI dihimpun Liputan6.com:
1. Hidung Pilek
Prof Tim Spector yang mengumpulkan data melalui aplikasi ZOE COVID Study Symptom mengungkap gejala umum pada orang yang terkena Omicron.
Hidung pilek merupakan gejala yang paling umum. Otoritas kesehatan di Inggris Raya bahkan meminta masyarakat untuk berasumsi sudah terkena Covid-19 jika mengalami gejala ini.
Advertisement
2. Radang Tenggorokan/Batuk
Batuk-batuk masih menjadi tanda utama terkena Covid-19, termasuk di varian Omicron.
Selain itu, radang tenggorokan juga menjadi tanda gejala terkena Omicron.
3. Indra Penciuman dan Perasa
Masalah indra penciuman dan perasa juga masih menjadi gejala Covid-19. Gejala ini terutama memberatkan bagi penderita Long Covid.
Bagi penderita Long Covid, gejala ini bisa berubah menjadi parosmia, sehingga aroma yang biasa harum, seperti shampoo, justru jadi aroma tak menyenangkan.
Meski demikian, hanya satu dari lima penderita Omicron yang mengalami ini.
Advertisement
4. Kelelahan
Satu lagi faktor terkena varian Omicron, yakni kelelahan. Faktor kelelahan bisa menjadi sinyal yang membedakan Covid-19 dan penyakit flu biasa.
GAVI mencatat bahwa oleh karena gejala-gejala ini juga muncul di penyakit menular lainnya, serta masalah indra perasa dan penciuman juga berkurang di Omicron, maka dibutuhkan testing yang bisa diandalkan untuk membedakan Covid-19 dari infeksi pernapasan lainnya.
5. Nyeri Otot/Punggung
Di Afrika Selatan, laporan pertama varian Omicron adalah rasa sakit di bagian bawah punggung.
Ada juga laporan-laporan myalgia atau nyeri otot.
Advertisement