Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) masuk dalam indeks MSCI Global Standard. Hal itu akan efektif pada 1 Maret 2022.
Demikian mengutip dari laman MSCI, ditulis Jumat (11/2/2022). Akan tetapi, tidak ada saham dari pasar saham di Indonesia yang baru masuk dan dihapus dalam sejumlah jajaran indeks MSCI antara lain indeks MSCI Small Cap, indeks MSCI Micro Cap.
Advertisement
Lalu bagaimana pergerakan saham ARTO pada perdagangan Kamis, 10 Februari 2022 seiring ada sentimen MSCI?
Saham ARTO ditutup melemah 6,5 persen ke posisi Rp 15.100 per saham. Sebelumnya, saham ARTO dibuka naik 150 poin ke posisi 16.300. Saham ARTO berada di level tertinggi 34.235 dan volume perdagangan 600.405. Nilai transaksi Rp 939,8 miliar.
Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,16 persen ke posisi 6.823,64. Sebanyak 234 saham melemah sehingga tahuan pelemahan IHSG. 294 saham merosot dan 153 saham diam di tempat. Nilai transaksi harian Rp 15,5 triliun dengan total frekuensi perdagangan 1.727.855 kali.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Prospek IPO Unicorn
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melakukan penyesuaian, termasuk dari sisi regulasi untuk mengakomodir perusahaan rintisan (startup) untuk melantai di Bursa. Tak terkecuali bagi startup dengan level unicorn.
Komisaris BEI, Pandu Putra Sjahrir menilai, pandemi COVID-19 mendorong sejumlah perusahaan berbasis teknologi digital naik daun. Hal itu merupakan buntut dari pemberlakuan pembatasan sosial. Sehingga mau tidak mau masyarakat beralih mengandalkan layanan daring untuk memenuhi hampir semua kebutuhan sehari-hari.
"Perusahaan-perusahaan e-commerce yang akan masuk ke bursa itu akan memberikan tambahan quality of emiten yang besar-besar, jadi saya rasa positif,” ujar Pandu dalam Mid Year Economic Outlook Day #1, Selasa, 6 Juli 2021.
Pandu mengakui. pandemi COVID-19 memang mendorong akselerasi digital di dalam negeri. Bahkan, dengan progres yang saat ini berlangsung, Pandu mengatakan akselerasi teknologi di dalam negeri bisa berlangsung 3-5 tahun lebih cepat dari perkiraan.
“Gara-gara COVID-19, akselerasi teknologi kita 3-5 tahun lebih cepat. Sekarang mau enggak mau semua menggunakan teknologi untuk sehari-hari karena lebih efisien," ujar dia.
Saat ini, Pandu melihat implementasi digitalisasi ini banyak ditemukan di kota besar, termasuk transaksi tanpa uang tunai (cashless).
Namun ke depan, Pandu mengatakan hal ini akan diadopsi oleh kota kecil lainnya di tanah air. Bahkan, kini digitalisasi sudah merambah pada sektor UMKM. "Dengan adanya (perusahaan teknologi) tadi, akan jadi game changer untuk bursa kita," ujar Pandu.
Advertisement