Cara Petani di Cilacap Panen Padi 4 Kali dalam Setahun

Dalam pola optimalisasi indeks pertanaman (opit), dilakukan sejumlah penyesuaian agar satu kawasan bisa ditanami empat kali dalam setahun, di Cilacap

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Feb 2022, 09:30 WIB
Seorang petani tengah memanen padi organik varites mentik wangi di Cingebul Kecamatan Lumbir, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Sistem pola tanam Indeks Pertanaman 400 (IP 400), atau tanam empat kali dalam setahun dalam satu kawasan mulai dterapkan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah untuk menggenjot produksi padi pada 2022.

IP 400 diterapkan di wilayah Majenang yang memiliki sistem irigiasi teknis dan ketersediaan airnya cukup sepanjang tahun. Pada 2022-2003, uji coba dilakukan di kawasan seluas 1.000 hektare dan akan terus bertambah seturut keberhasilan program intensifikasi tersebut.

“Intensifikasi itu artinya intensifikasi teknologi yang ada. Yang kedua, optimalisasi lahan, ini kan sekarang ada IP 200, IP 300, IP 400. Ini Cilacap kayaknya ada 1.000 hektare lahan,” kata Penyuluh Pertanian Cilacap, Surur Hidayat, Senin (7/2/2022).

Dia menjelaskan, biasanya petani menanam dua atau tiga kali per tahun di satu kawasan yang sama. Dalam pola optimalisasi indeks pertanaman (opit), dilakukan sejumlah penyesuaian agar satu kawasan bisa ditanami empat kali.

Di antaranya dengan optimalisasi alsintan dan pemilihan bibit super genjah, atau berusia di bawah 100 hari. Sementara, benih tanaman disebar di lokasi berbeda sehingga ketika tiba musim panen, bibit sudah berusia cukup untuk segera ditanam.

Beberapa variets yang bisa ditenam di antaranya, Silugongo, Dodokan, Inpari 12, inpari 11, Inpari 18,Inpari 19,Inpari 2020, Inpari sidenuk, Inpari Pajajaran, Inpari Cakrabuana, dan sejumlah variates padi genjah lainnya.

“Untuk optimalisasi lahan. Jadi menambah indeks pertanaman. Namanya Opit, optimalisasi indeks pertanaman. IP 400 berarti tanam empat kali dalam setahun,” ujar dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Prediksi Produksi Gabah Cilacap

Petani tengah memanen padi organik di Cingebul Kecamatan Lumbir, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Surur menambahkan, untuk menggenjot produksi gabah, Pemkab Cilacap juga memperluas kawasan tanaman atau indeks pertanaman. Wilayah yang sebelumnya tidak dikelola dengan optimal akan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan produksi padi 2022 ini.

Sementara, Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah memprediksi produksi gabah kering giling (GKG) di wilayah setempat mencapai 358.650 ribu ton hingga Maret 2022 ini.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Sigit Widayanto mengatakan produksi padi itu diperoleh dari luasan 56.928 hektare yang tertanam.

Dia menjelaskan, untuk menanggulangi dampak panen maupun pertanaman yang mundur karena berbagai alasan, seperti curah hujan, kondisi ekstrem, dan kemarau maka dilaksanakan upaya penanaman padi di seluruh lahan baku sawah seluas 66.527 Ha pada MT I Tahun 2021/2022.

Selain itu juga dilakukan optimalisasi penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) berupa traktor untuk pengolahan lahan, pembuatan persemaian tray untuk alsintan transplanter, dan pemanfaatan transplanter untuk penanaman bibit padi (mengingat tenaga tanam/ tandur, sangat terbatas pada saat musim tanam.

“Prediksi luas panen padi pada Januari sampai dengan Maret 2022 adalah sebesar 56.928 hektare atau setara produksi 358.650 ton GKG,” kata Sigit.

Tim Rembulan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya