Minyak Goreng Langka di Tulungagung karena Panic Buying

Tri berharap masyarakat membeli minyak goreng sesuai dengan kebutuhan.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Feb 2022, 15:14 WIB
Pedagang menata minyak goreng kemasan di kiosnya Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (19/1/2022). Pemerintah resmi mengimplementasikan kebijakan minyak goreng satu harga Rp14.000 per liter untuk semua jenis kemasan mulai hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Tulungagung - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Tulungagung, Tri Hariadi, di Tulungagung menduga panic buying atau aksi borong membuat minyak goreng menjadi langka.

"Panic buying di masyarakat kita terlalu tinggi. Hal ini yang menyebabkan minyak goreng di pasaran (seperti) menghilang," katanya, dikutip dari Antara, Jumat (11/2/2022).

Ia menduga aksi borong melebihi kebutuhan itu didasarkan pada kekhawatiran bahwa harga minyak goreng akan terus melambung.

Untuk itu, begitu ada kebijakan pemerintah yang menetapkan satu harga minyak goreng, yang terjadi warga justru berlomba-lomba untuk membeli sebanyak mungkin.

Kendati pengetatan dan pembatasan telah dilakukan, lanjut Tri, berbagai upaya dilakukan, termasuk dengan menggunakan jasa orang lain dengan KTP berbeda KK.

"Panic buying ini tidak bagus. Akan sangat mempengaruhi distribusi minyak (di pasaran), dari hulu ke hilir," katanya.

Menurut dia, dengan rentang subsidi selama enam bulan ini masyarakat seharusnya tak perlu panik sebab pasokan minyak goreng untuk wilayah Tulungagung tetap ada dan normal.

Tri berharap masyarakat membeli minyak goreng sesuai dengan kebutuhan.

"Berapa pun yang ada kalau masyarakat panic buying ya tidak mencukupi," ucap Tri.


30 Ribu Liter Perhari

Salah satu penjual minyak Goreng curah di pasar tradisional Foto: Antara (Arfandi/Liputan6.com)

Kondisi berbeda di pasar tradisional. Stok minyak goreng masih ada, tapi dengan harga lama.

Tri berdalih pedagang pasar tradisional menghabiskan stok lama yang dibeli sebelum dikeluarkan kebijakan satu harga.

"Makanya stok di pasar berkurangnya lambat, tapi di sisi lain (swalayan) habis," katanya.

Pedagang di pasar rata-rata bermodal kecil. Jika menjual di bawah pembelian, kerugian yang diderita cukup banyak, sehingga diberi kesempatan untuk menghabiskan stok lama.

Ia juga menyampaikan pasokan minyak goreng ke Tulungagung dalam sehari mencapai 30 ribu liter. Volume ini dihitung berdasar kebutuhan penduduk.

Namun, di pasaran, termasuk di toko-toko modern, stok minyak goreng selalu kosong. Sediaan minyak goreng kemasan dengan harga normal hanya ada beberapa botol dalam sekali pengiriman yang akan habis dalam hitungan menit, bahkan detik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya