Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus berupaya meningkatkan layanan telemedisin seiring meningkatnya jumlah kasus COVID-19 dan pasien yang menjalani isolasi mandiri.
Masyarakat yang bergejala ringan atau pun tanpa gejala disarankan isolasi mandiri ataupun isolasi terpusat yang yang telah disediakan pemerintah. Hal ini guna mengurangi beban tenaga kesehatan dan rumah sakit.
Advertisement
Pasien isolasi mandiri bisa memanfaatkan layanan telemedisin jika tersedia atau melapor ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pemantauan secara medis oleh petugas kesehatan.
Pemerintah pun telah memastikan ketersediaan obat bagi pasien COVID-19 serta meningkatkan layanan telemedisin.
Jika sebelumnya beberapa paket obat diterima pasien isoman lewat dari 1 x 24 jam, kini 95 persen paket tersebut telah diantarkan ke rumah pasien dalam waktu 1 x 24 jam.
"Untuk paket obat pasien isoman, saat ini sudah 95 persen kita bisa mengantarkan obat ke rumah pasien dalam tempo 1 x 24 jam, dan sudah mempercepat pengadaan obat bekerja sama dengan Kimia Farma," ujar Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Prof dr Abdul Kadir, PhD, dikutip dari laman Sehat Negeriku.
Layanan Telemedisin Akan Diperluas
Saat ini layanan telemedisin hanya bisa diakses pasien isoman di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Namun, layanan tersebut akan diperluas ke wilayah lainnya dalam minggu ini.
"Minggu ini kita akan perluas ke Bandung raya, Solo raya, Semarang raya, Yogyakarta, Malang raya dan kemudian Denpasar," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai mengikuti rapat terbatas Evaluasi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bersama Presiden Joko Widodo secara virtual, 7 Februari 2022.
Hingga Kamis, 10 Februari 2022, kasus konfirmasi positif COVID-19 di Indonesia bertambah 40.618 dan kasus aktif meningkat 22.362. Namun, data Kementerian Kesehatan menunjukkan, pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit hanya meningkat 1,7 persen dari hari sebelumnya. Dengan demikian pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit hingga kemarin, pukul 16.30 WIB menjadi 28 persen.
Meski COVID-19 varian Omicron menular lebih cepat, gejala yang ditimbulkan tidak seberat varian Delta. Namun, masyarakat diimbau tetap waspada karena varian Omicron bisa berbahaya bagi beberapa kelompok tertentu.
Advertisement
Perkuat Tenaga Kesehatan
Selain meningkatkan layanan obat, pemerintah juga memperkuat tenaga kesehatan guna mengantisipasi kondisi terberat. Kemenkes telah mempersiapkan kembali perekrutan relawan kesehatan sebagai cadangan tenaga kesehatan di kondisi sulit nanti.
“Selain melakukan perekrutan, kita juga melakukan pemeriksaan teratur kepada tenaga kesehatan kita. Positivity rate tenaga kesehatan kita saat ini di bawah 10 persen. Belum ada nakes yang meninggal sejauh ini akibat COVID-19 varian Omicron karena memang mereka sudah bersiap dan diberikan vaksinasi booster untuk pencegahan. Kalaupun terinfeksi, gejalanya ringan atau tanpa gejala,” kata Kadir.
Pemerintah terus mengimbau agar masyarakat mendukung percepatan vaksinasi terutama melengkapi vaksinasi bagi lansia. Mengingat lansia, orang dengan komorbiditas, maupun yang belum divaksinasi seperti anak-anak rentan untuk bergejala lebih berat saat terinfeksi COVID-19. Begitu pula dengan memperketat protokol kesehatan, berperan aktif mencegah penularan COVID-19 lebih luas lagi.
“Vaksinasi yang masif ini membantu kita tidak sampai bergejala berat saat terinfeksi virus COVID-19,” jelas Kadir.
Infografis
Advertisement