Liputan6.com, Wonosobo - Pemerintah daerah kabupaten Wonosobo melakukan terobosan positif guna meningkatkan level literasi digital di kalangan warga lanjut usia (lansia). Hal itu terbukti dengan penandatanganan nota kesepakatan (MoU) antara Pemkab Wonosobo dengan Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo).
Literasi terhadap warga lansia menjadi satu di antara sasaran dari program peningkatan literasi digital kelompok rentan. Maklum, Kaum lansia menjadi satu di antara kelompok rentan digital, seringkali menjadi korban disinformasi terkait tema kesehatan, finansial dan politik.
Advertisement
Nota kesepakatan antara Mafindo dan Pemkab Wonosobo ini bakal berjalan selama lima tahun ke depan. Hebatnya, realisasi program di Wonosobo akan menjadi pilot edukasi bagi 24 kota dan kabupaten lain di Indonesia. Artinya, Kota Seribu Gunung ini akan berstatus 'suri tauladan' bagi daerah lain yang memiliki program serupa.
MoU ditandatangani Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat dan Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho. Harapannya, kesepakatan ini menjadi katalis bagi percepatan sinergi pemangku kepentingan sehingga pengarusutamaan edukasi kepada lanjut usia bisa terlaksana.
Yuk Lihat Ada Hoaks Apaan
Asa Tak Terpapar Hoaks
Afif Nurhidayat berharap, kerjasama ini semakin melindungi kalangan lanjut usia di Kabupaten Wonosobo. Ia mengakui, pada era digital banyak dari kaum lansia yang aktif sebagai pengguna media sosial. Tapi karena kurangnya literasi digital, tidak sedikit yang terjebak dan menjadi korban kejahatan.
"Mereka bisa terkena penipuan, terpapar berita bohong atau turut menyebarkan informasi yang salah tanpa adanya filter dan di bagikan ke teman sesama lansia," ungkap Afif.
Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho menyatakan, Wonosobo menjadi kota pertama yang menjadi kawah candradimuka merumuskan strategi dan materi edukasi literasi digital bagi kalangan lansia. "Semoga warga lansia di Wonosobo bisa segera tersentuh dengan edukasi literasi digital yang semakin penting di era media sosial ini,” jelasnya.
Pada momen tersebut, panitia menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) bagaimana strategi edukasi literasi digital bagi kelompok lansia. Di sana ada beberapa tokoh, seperti Dr. KH Muchotob Hamzah MM (Ketua MUI Wonosobo), KH Ahmad Chaedar Idris (Ketua Ponpes Al Manshur Kauman), Dra Maya Rosida, M.M (Ketua GOW Wonosobo) dan Dyah Afif Nurhidayat, SSTP (Ketua TP PKK Kabupaten Wonosobo).
Advertisement
Bakal Menyebar
Selain itu ada juga Drs. Muchson, M.M. (Ketua Komunitas Pensiunan Depdagri), Drs Purwono Subagyo (Ketua PWRI Wonosobo), Pdt. Setiaji Wiratmoko S.Th (GKJ Wonosobo), Valentina Sutini (Pegiat Isu Ekonomi dan Perempuan), Jaswadi (Ketua Jakilun Wonosobo) serta perwakilan dari OPD di lingkungan Kabupaten Wonosobo.
Program Manager Tular Nalar bagi Warga Lansia, Santi Indra Astuti, menjelaskan FGD ini akan mengumpulkan informasi penting bagi penyusunan strategi dan materi edukasi bagi kalangan lansia.
Beberapa poin yang menjadi atensi antara lain pengalaman lansia di ruang digital, penipuan seperti pinjol ilegal, penipuan bermodus hadiah, juga pengalaman lansia terkait hoaks kesehatan dan politik.
Selain itu dirumuskan cara pendekatan terbaik untuk melakukan edukasi kepada kelompok lansia. "Model ini bisa diadopsi 24 kota lain di Indonesia dengan penyesuaian konteks lokal," kata Santi.