Liputan6.com, Denpasar - Era digital yang terus berkembang pesat sejatinya memberikan tantangan untuk membuat gebrakan-gebrakan baru dan karya nyata. Perkembangan teknologi dari masa ke masa yang terus mengalami perubahan signifikan sudah seharusnya dimanfaatkan dengan maksimal.
Salah satu cara untuk memanfaatkan perkembangan teknologi adalah dengan membangun startup. Di Indonesia sendiri saat ini sudah banyak bermunculan entrepreneur muda yang membangung bisnis startup.
Hingga April 2021, Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo Bonifasius Wahyu Pudjianto menyebut Indonesia menempati posisi kelima negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia yaitu sebanyak 2.229 startup.
Baca Juga
Advertisement
Namun, tidak sedikit juga startup-startup di Indonesia yang mengalami naik turun dalam perkembangan bisnisnya.
Melansir kanal Tekno Liputan6.com, startup adalah sesuatu bisnis yang baru saja berdiri dan berkembang dengan didukung oleh layanan digital dan masih butuh banyak pendanaan untuk beroperasi dengan kelompok kerja yang minimalis.
Startup dibangun harus memiliki tujuan dan arah agar perusahaan rintisan itu terus berlanjut dan berkembang. Selain itu, startup juga perlu memiliki ide, tim, produk, dan pendanaan.
Untuk selengkapnya, yuk simak tahapan membangun startup bagi pemula berdasarkan pemaparan tim Sebumi.id saat berbagi dengan mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) IPB University, Kamis (10/2/2022).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
1. Menentukan Ide
Ide sangat berperan penting dalam sebuah startup. Ide tersebut harus menjawab permasalahan-permasalahan yang diresahkan oleh masyarakat.
Untuk mencari ide dari masalah dapat dilakukan dengan riset dan melihat kondisi saat ini yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Ide juga bisa muncul dari masalah yang berasal dari diri sendiri atau kerabat dekat," kata Community Engagement and Special Project Sebumi.id Widya Riski Febrianti.
Setelah menemukan ide, tidak berhenti begitu saja. Ide tersebut harus terus diperbarui agar startup yang tengah dibangun semakin berkembang.
Advertisement
2. Membangun Tim
Menurut Widya, tim yang dibangun menentukan kondisi atau keberlanjutan startup kedepannya.
"Jadi yang pertama itu apakah tim sudah sesuai dengan kebutuhan startup atau belum," katanya.
Komposisi ideal dalam sebuah startup setidaknya terdapat ahli programmer, marketing, finance, dan desainer.
"Lalu orang yang terus berinovasi atau yang menjadi otak dalam sebuah startup," sambungnya.
Alangkah baiknya sebuah startup dibangun oleh orang-orang yang memiliki keahlian berbeda. Ada yang memiliki keahlian dalam hal teknis, bisnis, pemasaran, hingga pencari investor.
"Harus punya pasangan yang tepat dan menghilangkan ego untuk mencapai mimpi bersama. Karena kalau gak sama-sama terus saling mendahulukan ego masing-masing tentunya startup itu mudah goyah," ujar dia.
3. Memiliki Produk
Produk dalam sebuah startup harus inovatif dan kreatif. Perlu dipertimbangkan apakah produk startup ini layak dipasarkan atau tidak. Lalu bagaimana respons dari konsumen.
Startup juga harus terus mengembangkan produknya. Menyesuaikan dengan kondisi aktual yang terjadi di masyarakat.
"Inovasi (produk) dibuat sebagus mungkin untuk memenuhi kebutuhan publik dan membuat semua itu menjadi mudah. Misalnya di Sebumi.id saat pandemi Covid-19 mengusung virtual tour. Nah virtual tour ini membuat masyarakat bisa jalan-jalan," jelasnya.
Advertisement
4. Mencari Pendanaan
Widya mengatakan, setiap startup memiliki biaya yang berbeda. Bisnis rintisan ini perlu modal awal. Sumber modal bisa berasal dari founder sendiri, keluarga, atau teman.
"Atau investor dari orang kaya raya yang memberi dukungan untuk perusahaan rintisan. Atau juga dari pinjaman," sebutnya.
Selain empat tahapan tersebut, hal lain yang harus diperhatikan dalam membangun startup adalah dinamika startup yang akan terjadi.
Contohnya kesulitan mencari pendanaan, tantangan dalam branding dan memperkenalkan produk, hingga persaingan dengan kompetitor.