Liputan6.com, Jakarta - Kapitalisasi pasar saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sempat masuk lima besar pada pekan ini. Saham TPIA naik selama 17 hari berturut-turut juga mendorong kenaikan kapitalisasi pasar saham TPIA.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (11/2/2022), sebelumnya pada perdagangan Rabu, 9 Februari 2022, tercatat kapitalisasi pasar saham TPIA sebesar Rp 228 triliun. kapitalisasi pasar saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk tercatat Rp 221 triliun pada Kamis, 10 Februari 2022. Pada saat itu, posisi kapitalisasi pasar saham TPIA di atas PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO).Padahal pada akhir 2021, kapitalisasi pasar saham TPIA hanya Rp 158 triliun dan berada di posisi tujuh.
Advertisement
Berdasarkan data RTI, sejak 18 Januari 2022 hingga 10 Februari 2022, saham TPIA betah di zona hijau. Penguatan saham TPIA terbesar terjadi pada 7 Februari 2022 dengan naik 3,64 persen ke posisi Rp 9.975 per saham.
Pada periode 7-10 Februari 2022, saham TPIA menguat 11,95 persen ke posisi Rp 10.775 per saham. Pada penutupan perdagangan 10 Februari 2022, saham TPIA naik 2,13 persen ke posisi Rp 10.775 per saham. Saham TPIA berada di level tertinggi Rp 10.775 dan terendah Rp 10.575 per saham. Total volume perdagangan saham 7.664.098 dengan nilai transaksi Rp 81,9 miliar. Total frekuensi perdagangan saham 3.290 kali.
Equity Research Analyst PT Kiwoom Sekuritas, Rizky Khaerunnisa mengatakan, faktor yang mendorong saham TPIA menguat seiring fundamental perusahaan yang cukup bagus. Ini terlihat dari rasio profitabilitas menunjukkan tren positif.
Rizky menuturkan, hingga kuartal III 2021, perseroan membukukan pendapatan meningkat dan berhasil catat laba bersih setelah terdampak pandemi COVID-19. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk meraih pendapatan USD 1,88 miliar hingga kuartal III 2021 atau alami kenaikan 48 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,26 miliar.
Selain itu, perseroan juga mencetak laba USD 165,4 juta hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya rugi USD 19 juta.
"Kebutuhan masker bedah dan juga baju pelindung diri yang mengalami peningkatan juga menjadi salah satu keuntungan bagi TPIA yang merupakan pemasok bahan baku kain non woven PP,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, Chandra Asri Petrochemicaljuga memanfaatkan dana hasil rights issue pada tahun lalu untuk pembuatan pabrik. Harga komoditas Naphta yang stabil sebagai bahan baku utama akan kurangi tekanan pada margin dan sejumlah potensi penundaan proyek ekspansi di seluruh dunia.
“Selain itu, defisit structural produk petrokimia di Indonesia juga akan menjadi pendorong utama pemulihan industri,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rawan Profit Taking
Dengan melihat kondisi itu, ia menilai investor yakin akan kinerja perseroan ke depan untuk melanjutkan tren pertumbuhan yang positif. Hal ini sejalan dengan pemulihan ekonomi yang akan mendorong lebih banyak konsumsi.
Rizky menuturkan, harga saham TPIA sudah naik tinggi selama 17 hari berturut-turut membuat potensi aksi ambil untung. Hal ini terjadi pada perdagangan Jumat pekan ini.
Pada Jumat, 11 Februari 2022 pukul 14.46 WIB, saham TPIA melemah 6,96 persen ke posisi Rp 10.015 per saham. Kapitalisasi pasar saham TPIA pun melorot menjadi Rp 216,82 triliun dan berada di posisi enam dari 10 kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Kapitalisasi pasar saham TPIA itu di bawah PT Astra International Tbk (ASII) dengan kapitalisasi pasar Rp 220 triliun.
“Untuk strateginya investor masih wait and see, mengingat kondisi saat ini sedang mengalami tren yang cenderung volatile dan juga tren harga saham tersebut cenderung tinggi atau naik,” kata dia.
Advertisement