Al-Quraishi Bos ISIS Tewas Meledakkan Diri, Siapa Calon Penggantinya? Ini Prediksi Analis

Sejumlah analis keamanan yang memantau pergerakan ISIS meyakini, kelompok itu akan mengumumkan pengganti Al-Quraishi dalam beberapa pekan ke depan.

Oleh DW.com diperbarui 13 Feb 2022, 19:02 WIB
Ilustrasi ISIS (Liputan6.com/Abdillah)

, Baghdad - Bos kelompok militan ISIS yang diketahui sebagai Al-Quraishi dilaporkan tewas akibat meledakkan diri ketika hendak ditangkap militer AS di Suriah pekan lalu. Kematiannya dinilai sebagai pukulan telak bagi grup tersebut, yang sebelumnya kehilangan Khalifah Abu Bakar al-Baghdadi dalam operasi serupa di Irak pada 2019 lalu.

Sejumlah analis keamanan yang memantau pergerakan ISIS meyakini, kelompok itu akan mengumumkan pengganti Al-Quraishi dalam beberapa pekan ke depan. 

Fadhil Abu Rgheef, penasehat terorisme untuk militer Irak, mengatakan setidaknya ada empat calon pengganti. "Di antaranya adalah Abu Khadija yang terakhir memimpin ISIS di Irak, Abu Muslim, pemimpin ISIS di Provinsi Abar, dan seorang lagi bernama Abu Salih yang tidak banyak dikenal, tapi dekat dengan Baghdadi dan Quraishi," kata dia seperti dikutip dari DW Indonesia, Jumat (11/2/2022).

"Terakhir adalah Abu Yassir al-Issawi, yang diduga selamat," dari serangan udara koalisi AS, Januari 2021 lalu. "Dia berharga bagi ISIS karena pengalaman tempurnya yang panjang," imbuhnya.

Seorang pejabat militer Irak meragukan kabar hidupnya Issawi. "Jka dia tidak tewas, dia bisa menjadi kandidat. Dia sudah teruji dan matang dalam merencanakan serangan militer, serta punya ribuan pendukung,” imbuhnya.

ISIS Gaya Baru

Hassan Hassan, jurnalis yang meneliti Al-Quraishi, meyakini pemimpin baru ISIS akan berasal dari lingkaran terdekat di Irak. 

"Jika mereka harus memilih pemimpin baru dalam beberapa pekan ke depan, mereka harus memilih seseorang yang berasal dari lingkaran sama,” kata dia, "yakni kelompok yang menjadi bagian dari grup Anbari dan sudah beroperasi di bawah nama ISIS sejak pertama.”

Lahur Talabany, bekas kepala badan penanggulangan teror di Irak-Kurdistan, mengatakan sejak kejatuhannya, gerilyawan ISIS kini lebih mudah bergerak di wilayah perbatasan tanpa bisa dideteksi. Hal ini menjadi penyambung hidup bagi kelompok tersebut.

"Kekhalifahan memang sudah dikalahkan, tapi ISIS tidak bisa dimusnahkan. Saya tidak yakin kami berhasil merampungkan tugas itu." Menurutnya strategi perang yang digunakan ISIS ke depan bakal bergantung pada pemimpin yang baru.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Menutup Kebocoran

Ilustrasi ISIS

Pejabat Irak yang meragukan kabar hidupnya Issawi meyakini ISIS kini berusaha menyelidiki kebocoran informasi yang mengarah kepada kematian Al-Quraishi. Dia dikenal tidak pernah tampil di hadapan publik atau menggunakan komunikasi digital. 

Di bahwa arahannya, gerilyawan ISIS bertempur dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyintasi tekanan bertubi-tubi oleh AS dan negara sekutu. 

"Di Suriah, satuan-satuan ISIS bekerja terpisah dalam jejaring kelompok-kelompok individual, supaya tidak menjadi target militer,” kata seorang pejabat keamanan Irak. Menurutnya sejak Quraishi berkuasa, "upaya kami memonitor pergerakan mereka menjadi sulit karena mereka sudah sejak lama berhenti menggunakan telepon seluler untuk komunikasi.

Baghdadi dan Quraishi adalah anggota Al-Qaeda di Irak sejak awal dan pernah menjalani penjara militer AS pada pertengahan 2000an. Sebaliknya, tidak satu pun generasi baru calon pemimpin ISIS saat ini yang pernah ditahan atau dikenal luas oleh militer AS, kata pejabat itu lagi.

Pejabat dan analis keamanan di berbagai negara sepakat, ISIS tidak akan mampu membangun kekhalifahan ala Baghdadi serupa pada 2017. Namun, seberapa besar dampak kematian Quraishi bagi ISIS bergantung pada siapa penggantinya nanti.


Infografis ISIS Kalah

Infografis ISIS Kalah (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya