Harga Emas Melonjak Dampak Memanasnya Ukraina - Rusia

Kenaikan harga emas terjadi karena ada kekhawatiran atas lonjakan inflasi dan meningkatnya ketegangan antara Rusia dengan Ukraina yang mendorong investor menyerbu aset safe haven.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Feb 2022, 08:02 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak pada penutupan perdagangan Jumat atau pada Sabtu pagi waktu Jakarta, ke level tertinggi dalam dua bulan. Pendorong kenaikan harga emas ini karena ada kekhawatiran atas lonjakan inflasi dan meningkatnya ketegangan antara Rusia dengan Ukraina yang mendorong investor menyerbu aset safe haven.

Mengutip CNBC, Sabtu (12/2/2022), harga emas di pasar spot naik 1,6 persen menjadi USD 1.855,17 per ons pada pukul 14.27 ET atau 19.27 GMT. Angka ini merupakan level tertinggi sejak 19 November, dan bersiap untuk kenaikan mingguan sebesar 2,5 persen.

Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,3 persen pada USD 1.842,1 per ounce.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan, serangan Rusia di Ukraina dapat dimulai kapan saja dan kemungkinan akan dimulai dengan serangan udara.

"Emas menjadi safe-haven bagi investor karena ada risiko geopolitik di luar sana dan kekhawatiran tentang dampak suku bunga yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan global," kata president of world markets di TIAA Bank Chris Gaffney.

Mengikuti kenaikan harga emas, perak naik 1,3 persen menjadi USD 23,48 per ounce, harga platinum naik 0,4 persen menjadi USD 1.030,49 dan paladium naik 2,9 persen menjadi USD 2.320,18.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang melonjak dan sering digunakan sebagai lindung nilai selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.

Ketegangan Ukraina yang meningkat mempercepat aksi jual di Wall Street. Ekuitas AS telah menurun di sesi sebelumnya setelah data menunjukkan kenaikan tahunan terbesar dalam harga konsumen atau inflasi dalam 40 tahun.

Hal ini meningkatkan tekanan pada Bank Sentral AS atau the Fed untuk secara agresif menaikkan suku bunga. The Fed memperkirakan kemungkinan kenaikan 50 basis poin pada pertemuan kebijakan bulan depan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Keinginan The Fed

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Presiden The Fed untuk bagian St Louis James Bullard menginginkan persentase kenaikan penuh suku bunga selama tiga pertemuan kebijakan berikutnya.

"Emas mulai mendapatkan alurnya kembali beberapa investor mencari perlindungan terhadap siklus pengetatan Fed yang terlalu agresif yang dapat mengancam pertumbuhan," kata analis pasar senior di OANDA Edward Moya

"Emas bisa reli di atas level USD 1.900 jika pergerakan pasukan (Rusia) terjadi." tambah dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya