Top 3: Ada Omicron, Tes PCR di Prodia Widyahusada Melonjak Dua Kali Lipat

Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Sabtu, 12 Februari 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Feb 2022, 08:22 WIB
Petugas medis menunjukkan sampel darah pasien di Laboratorium Klinik Prodia Kramat, Jakarta, Sabtu (8/5/2021). Memasuki usia ke 48 tahun PT Prodia Widyahusada Tbk memberikan pemeriksaan kesehatan gratis kepada media. (Liputan6.com/HO/Prodia)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus baru Covid-19 di Indonesia kembali tinggi dipicu merebaknya varian omicron. Merujuk laman covid19.go.id, kasus terkonfirmasi covid-19 kembali naik sejak awal tahun, dan makin meroket pada Februari hingga mencapai 37,5 ribu kasus pada 8 Februari lalu.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, permintaan terhadap layanan tes PCR juga terus meningkat. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mengungkapkan, permintaan tes PCR saat ini bahkan mencapai dua kali lipat dari sebelumnya.

"Rata-rata tes PCR COVID-19 bulan ini sekitar 1.200 tes per hari. Mengalami kenaikan dari sebelumnya sekitar 400-500 tes per hari di bulan Januari," ungkap Legal Head & Corporate Secretary Prodia Widyahusada, Marina Eka Amalia kepada Liputan6.com, Jumat, 11 Februari 2022.

Artikel ada omicron, tes PCR di Prodia Widyahusada melonjak dua kali lipat. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Sabtu (12/2/2022):

1.Ada Omicron, Tes PCR di Prodia Widyahusada Melonjak Dua Kali Lipat

Kasus baru Covid-19 di Indonesia kembali tinggi dipicu merebaknya varian omicron. Merujuk laman covid19.go.id, kasus terkonfirmasi covid-19 kembali naik sejak awal tahun, dan makin meroket pada Februari hingga mencapai 37,5 ribu kasus pada 8 Februari lalu.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, permintaan terhadap layanan tes PCR juga terus meningkat. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mengungkapkan, permintaan tes PCR saat ini bahkan mencapai dua kali lipat dari sebelumnya.

"Rata-rata tes PCR COVID-19 bulan ini sekitar 1.200 tes per hari. Mengalami kenaikan dari sebelumnya sekitar 400-500 tes per hari di bulan Januari," ungkap Legal Head & Corporate Secretary Prodia Widyahusada, Marina Eka Amalia kepada Liputan6.com, Jumat, 11 Februari 2022.

Berita selengkapnya baca di sini

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


2.Provident Agro Bakal Buyback 110 Juta Saham

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Provident Agro Tbk (PALM) akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham sebanyak 110 juta saham. Jumlah buyback saham itu setara 1,55 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.

Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat, 11 Februari 2022. PT Provident Agro Tbk menyiapkan dana Rp 78,41 miliar untuk aksi buyback saham.  Dengan memakai dana cadangan untuk buyback saham tersebut, aset dan ekuitias akan menurun.

Akan tetapi, perseroan yakin buyback saham tidak akan mengakibatkan menurunnya pendapatan dan tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha perseroan.

Berita selengkapnya baca di sini


3.Jurus BEI Agar Emiten Tak Kehilangan Pengendali

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Bursa Efek Indonesia (BEI) angkat suara terkait perusahaan publik tanpa pengendali. Tanggapan tersebut menyusul PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) yang kehilangan pemegang saham pengendali.

Hilangnya pemegang saham pengendali bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya pemegang saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) juga pernah mengeluhkan tidak ada pemegang saham pengendali dan utama perusahaan.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, Bursa dan otoritas terkait telah menentukan mekanisme untuk memitigasi potensi hilangnya pemegang saham pengendali perusahaan terbuka. Sehingga investor dapat terus memantau perkembangan atau perubahan perusahaan tercatat.

Berita selengkapnya baca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya