Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin tak asing dengan nama Edy Ginting, pemilik Edy Art Studio. Karyanya berupa lukisan yang diolah dari sampah plastik telah banyak dikenali beberapa tahun belakangan.
Hal tersebut ternyata menjadi caranya tersendiri untuk mengampanyekan soal manfaat sampah. Bahkan ada juga karya-karya lainnya dari sampah plastik yang ternyata pernah ia buat.
Advertisement
"Saya melukis dengan sampah sebenarnya itu lebih ke arah mengampanyekan soal manfaat sampah dan dampak sampah aja, karena kegiatan saya selama ini lebih ke arah lingkungan hidup terutama soal pengolahan dampak sampah," ujar Edy saat dihubungi Health Liputan6.com ditulis Sabtu, (12/2/2022).
"Jadi sebenarnya sebelum membuat lukisan ini justru kita lebih banyak memanfaatkan dalam jumlah banyak itu buat patung, gapura, dan sebagainya," tambahnya.
Edy telah memulai perjalanan dan kepeduliannya terhadap sampah pada tahun 2000. Barulah pada 2016 ia mulai melukis dengan olahan sampah dan masyarakat mulai mengenalinya.
"Melukis dengan limbah plastik itu dari tahun 2016, sebelumnya sempat lukis bubuk kopi, tanah liat, termasuk juga bumbu dapur. Macam-macam dari yang ada di sekitar dimanfaatkan," kata Edy.
Proses membersihkan sampah
Edy mengungkapkan bahwa selama ini caranya membersihkan sampah sebenarnya sama seperti mencuci baju. Ada proses perendaman, menghilangkan kotoran, menyikat, dan dijemur.
"Setelah kering, baru masuk fermentasi untuk penghilang bakteri. Nah itu bisa kita minta sama dinas kesehatan,"
"Kita pribadi sebenarnya enggak boleh mengolah limbah. Jadi merekalah (dinkes) yang bertugas mensterilisasikan. Jadi fermentasi, sterilisasi bakteri itu ada di mereka," ujar Edy.
Sedangkan untuk mendapatkan sampahnya sendiri, Edy menggunakan berbagai cara termasuk mencarinya sendiri. Menurutnya, tidaklah sulit untuk mencari sampah terutama di Indonesia.
"Kadang nyari di jalan, enggak perlu dicari sebenarnya karena banyak sekali. Sampah itu berlimpah ruah kok di Indonesia," kata Edy.
Advertisement
Memakan waktu minimal tiga minggu
Menurut Edy, membuat lukisan begitu tergantung pada tingkat kesulitannya. Hal tersebut dikarenakan setiap lukisan memiliki perbedaannya masing-masing. Sehingga tak bisa disamaratakan.
"Kalau untuk melukis itu otomatis itu beda lukisan, beda tingkat kesulitan, dan beda waktu pengerjaan. Jadi enggak semua sama, tapi paling cepat itu tiga minggu. Itu lukisan wajah karena memang jelimet," ujar Edy.
"Paling rumit itu, yang butuh kita benar-benar fokus itu mengguntingi plastik itu," tambahnya.
Dalam satu lukisan yang Edy buat, terdapat begitu banyak bentuk plastik. Itulah mengapa mengguntinginya satu-satu begitu membutuhkan tingkat fokus yang cukup tinggi.
Infografis
Advertisement