13 Februari 1991: Bomber Militer AS Tewaskan Ratusan Warga Sipil di Baghdad Irak

Ratusan warga sipil Irak tewas dan terluka di Baghdad, Irak oleh serangan pesawat bomber Amerika Serikat.

oleh Hariz Barak diperbarui 13 Feb 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi Perang Teluk I (File)

Liputan6.com, Baghdad - Ratusan warga sipil Irak tewas dan terluka di Baghdad, Irak oleh serangan pesawat bomber Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri Irak Tariq Aziz mengatakan: "Ini adalah serangan kriminal, pra-meditasi, yang direncanakan terhadap warga sipil," demikian seperti dikutip dari BBC On This Day, Minggu (13/2/2022).

Laporan lokal mengatakan dua bom presisi berpemandu laser menghantam tempat penampungan serangan udara di distrik kelas menengah Amiriya, lima mil dari pusat ibukota Irak.

Sasaranya, sebuah bunker militer Irak.

Segera setelah kejadian, 235 mayat telah ditemukan, 12 jam setelah serangan pada pukul 04.45 GMT dan 0450 GMT.

Kebakaran yang terus berlanjut dan panas yang hebat - yang mencakup sekolah, masjid dan supermarket - telah menghambat upaya penyelamatan dan 300 orang masih dianggap terperangkap di dalamnya.

Banyak korban diduga perempuan dan anak-anak.

Juru bicara Gedung Putih Martin Fitzwater mengatakan hilangnya nyawa warga sipil "benar-benar tragis", tetapi menggambarkan bunker itu sebagai target militer yang terkenal.

"Kami tidak tahu mengapa warga sipil berada di lokasi ini. Kita tahu bahwa Saddam Hussein tidak berbagi kesucian kita untuk kehidupan manusia," lanjutnya.

Seorang perwira intelijen Amerika mengatakan bunker itu telah mentransmisikan sinyal militer sampai saat bom menghantam.

Juru bicara AS lainnya di Riyadh, Arab Saudi, menyarankan Saddam sengaja menciptakan perisai manusia – taktik yang telah dia gunakan sebelumnya – untuk mengobarkan opini internasional terhadap serangan udara sekutu.

Manajer penampungan Baghdad --yang oleh AS disebut sebagai bunker militer-- mengatakan: "Kami tidak memiliki satu pun pria militer di tempat penampungan. Itu dialokasikan untuk warga sipil."

Menurut sumber intelijen, tempat penampungan itu dibangun selama Perang Iran-Irak pada 1980-an dengan langit-langit beton setebal 10 hingga 15 kaki, diperkuat dengan baja, yang dirancang untuk menahan pulsa elektro-magnetik dari ledakan termo-nuklir.

Tariq Aziz telah meminta PBB untuk mengutuk "kejahatan mengerikan". Seorang juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Javier Perez de Cuellar menyatakan kecewa dengan hilangnya nyawa warga sipil yang begitu besar.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670


Dalam Konteks

Perang Teluk I pecah pasca-invasi Irak ke Kuwait (AP)

Korban tewas terakhir adalah 314 termasuk 130 anak-anak, setelah salah satu bom seberat 900 kg meledak di tengah-tengah ruang lantai atas terbesar dan yang lainnya meledakkan dan memblokir poros ventilasi.

Insiden itu secara luas dilaporkan oleh media barat dan membawa kengerian perang modern ke rumah-rumah penduduk di seluruh dunia.

Perselisihan mengenai apakah bunker itu adalah instalasi militer tidak pernah diselesaikan dengan benar.

Sepuluh hari kemudian serangan darat sekutu terhadap pendudukan Irak di Kuwait dimulai.

Dalam waktu tiga hari pasukan Irak mulai mundur dan Kuwait dibebaskan pada 27 Februari 1991.

Pada bulan Maret 2003, Amerika Serikat memimpin pasukan koalisi baru dalam perang melawan Irak yang berhasil menggulingkan rezim Saddam Hussein.

Mantan pemimpin Irak itu ditangkap setelah beberapa bulan bersembunyi pada Desember 2003. Dia diadili oleh pengadilan Irak yang menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Dia dieksekusi pada 30 Desember 2006.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya