Bendung China di Pasifik, AS Kembali Buka Kedutaan di Kepulauan Solomon

Amerika Serikat mengatakan akan membangun kembali kedutaan Kepulauan Solomon karena berusaha untuk mengekang pengaruh China di negara Kepulauan Pasifik itu.

oleh Hariz Barak diperbarui 13 Feb 2022, 16:00 WIB
Bendera Amerika Serikat berkibar setengah tiang di Gedung Putih, Washington DC, Minggu (4/8/2019). Presiden Donald Trump memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di semua gedung pemerintah untuk mengenang korban tewas dalam dua penembakan massal di El Paso, Texas, dan Ohio. (AP/Andrew Harnik)

Liputan6.com, Honiara - Amerika Serikat mengatakan akan membangun kembali kedutaan Kepulauan Solomon karena berusaha untuk mengekang pengaruh China di negara Kepulauan Pasifik itu.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan keputusan itu saat berada di Fiji dalam tur ke wilayah tersebut.

Seorang pejabat AS mengatakan China "secara agresif berusaha untuk melibatkan" para pemimpin politik dan bisnis di Solomon, dengan tindakannya "menyebabkan kekhawatiran nyata," demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (13/2/2022).

Kedutaan Besar AS di Kep. Solomon ditutup pada tahun 1993.

Langkah ini dilakukan beberapa bulan setelah ibu kota Honiara diguncang oleh kerusuhan yang dipicu oleh masalah ekonomi dan sentimen anti-China.

Negara kepulauan - yang terdiri dari beberapa pulau vulkanik besar di tenggara Papua Nugini - mengalihkan kesetiaan diplomatik ke China dari Taiwan pada 2019.

Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare selamat dari mosi tidak percaya pada bulan Desember, seminggu setelah para pemrotes berusaha menyerbu parlemen dan menggulingkannya.

China kemudian mengirim penasihat polisi untuk membantu melatih polisi Solomon, dan peralatan termasuk perisai, helm dan pentungan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670


Tur Menlu AS ke Negara Kepulauan Pasifik

Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)

Kunjungan Blinken ke Fiji adalah yang pertama oleh seorang menteri luar negeri AS dalam empat dekade.

Itu terjadi setelah pemerintahan Biden mengeluarkan gambaran strategi untuk Pasifik - termasuk mengirim lebih banyak sumber daya diplomatik dan keamanan ke kawasan itu untuk mendorong kembali pengaruh China.

"Ini sama sekali bukan kasus kami berada di sini, datang ke sini, difokuskan di sini karena alasan keamanan. Ini jauh lebih mendasar dari itu," kata Blinken.

"Ketika kita melihat wilayah yang kita bagi ini, kita melihatnya sebagai wilayah untuk masa depan."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya