Liputan6.com, Jakarta - Sabtu (12/2/2022) siang kemarin tercatat ada lebih dari 124 ribu warganet menandatangani petisi online yang isinya meminta Menaker membatalkan ketentuan pencairan JHT di usia 56 tahun.
Terkini, sekitar pukul 09.00 WIB, Minggu (13/2/2022), jumlah yang menandatangani petisi itu lebih dari 255 ribu dan angka tersebut tampaknya akan terus bartambah.
Advertisement
Berita ini pun menjadi yang terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com. Informasi lain yang juga populer datang dari alasan Huawei P50 Pro yang meluncur tanpa kemampuan 5G di Indonesia.
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
1. Lebih dari 124 Ribu Warganet Tanda Tangani Petisi Online Tolak Pencairan JHT 56 Tahun
Aturan baru soal dana Jaminan Hari Tua (JHT) yang baru bisa dicairkan ketika peserta berusia 56 tahun mengundang penolakan dari sebagian kelompok masyarakat.
Ketentuan ini sebelumnya dikeluarkan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua.
Merespon hal ini, sebuah petisi daring yang dibuat oleh pengguna atas nama Suhari Ete, muncul di laman Change.org yang isinya meminta Menaker membatalkan ketentuan tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Alasan Huawei P50 Pro Meluncur Tanpa Kemampuan 5G di Indonesia
Huawei merilis flagship smartphone terbarunya di Indonesia, Huawei P50 Pro. Jika vendor smartphone lain menghadirkan kemampuan terhubung ke jaringan 5G di ponsel flagship-nya, Huawei P50 Pro justru masih setia dengan konektivitas 4G.
Jadi, meski dirilis dengan prosesor Snapdragon 888 yang sudah mendukung 5G, Huawei memilih untuk tidak membekali perangkatnya dengan konektivitas 5G di Tanah Air. Huawei pun punya alasan tersendiri untuk hal ini.
Country Training Manager Huawei Consumer Business Group Indonesia Edy Supartono memaparkan keputusan ini didasari karena sebaran jaringan 5G yang belum merata di Indonesia. Itu sebabnya Huawei masih fokus menghadirkan perangkat 4G.
Advertisement
3. MainGames Indonesia dan Facebook Gaming Luncurkan Program Inkubasi Konten Kreator Game
Industri esports di dunia, termasuk Indonesia berkembang dengan sangat pesat dan semakin digandrungi sehingga menawarkan beragam jenis profesi yang menjanjikan.
Berdasarkan riset Newzoo, 67 persen millennial dan 70 persen gen Z bermain dan menonton konten video game, dengan rata-rata waktu yang dihabiskan bermain game per minggu adalah 6 jam 50 menit.
Disebutkan, konten game yang paling banyak ditonton adalah gameplay, game komedi, dan streamer favorit.
Infografis Tarik Ulur Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
Advertisement