Sejarah Serabi Ngampin Kudapan Tempo Dulu Khas Ambarawa, Berawal dari Kaum Jomblo!

Ternyata kepopuleran serabi ngampin berawal dari kaum jomblo.

oleh Sabrina Julie diperbarui 13 Feb 2022, 16:50 WIB
Ilustrasi serabi Ngampin (Foto: shutterstock.com/Ariyani Tedjo)

Liputan6.com, Ambarawa - Serabi Ngampin menjadi salah satu jajanan khas yang dicari banyak orang ketika berkunjung ke Ambarawa khususunya di daerah kawasan Desa Ngampin.

Jika sobat Liputan6 sedang menyusuri jalan dari Semarang menuju Yogyakarta atau sebaliknya, sempatkan diri mampir di Desa ngampin. Di sana, sobat Liputan6 akan menemukan kurang lebih ada 70 pedagang serabi yang berjualan di pinggir jalan.

Serabi Ngampin khas Ambarawa ini memiliki cita rasa yang berbeda dengan serabi yang biasa ditemui di daerah lain. Jika kebanyakan serabi disantap kering, serabi Ngampin ini disajikan dengan menggunakan kuah santan dan gula merah. Terkadang para penikmatnya juga menambahkan tape ketan untuk memberikan rasa masam segar saat menyantap serabi Ngampin. 


Sejarah Serabi Ngampin

Serabi (sumber: wikimedia commons)

Konon serabi ini sudah dijajakan sejak tahun 1970-an. Setiap menjelang bulan Ramadhan, di Desa Ngampin terdapat sebuah tradisi ruwah atau menyucikan diri. Hampir setiap pemuda asli desa tersebut melakukan kegiatan bersuci di Kali Condong. Sepulang dari bersuci di kali, para pemuda lajang tersebut membeli jajanan serabi sambil mencari jodoh. 

Nah sejak saat itulah masyarakat mulai banyak yang berdagang serabi. Jika dulunya hanya dijual pada saat menjelang Ramadhan karena kaum jomblo yang ingin mencari jodoh, kini serabi Ngampin sudah dapat dinikmati setiap hari bahkan menjadi oleh-oleh khas dari Ambarawa. 

 

Jangan lupa sempatkan diri untuk mencicipinya jika berkunjung ke Ambarawa, terlebih lagi bagi para jomblo yang ingin bertemu jodoh. 

 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya